Ket. Foto : Madrasah Aliyah Negeri Tarakan menjadi saksi kegiatan edukasi seksual yang diselenggarakan oleh Pelajar Kreatif Indonesia pada Selasa, 17 Januari 2024.

Tarakan, Cakrawalakaltim.com – Dalam merespons meningkatnya kasus perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi di lembaga pendidikan seperti Madrasah Aliyah dan Pesantren di Indonesia, Pelajar Kreatif Indonesia mengambil langkah konkrit dengan menyelenggarakan kegiatan edukasi seksual berjudul “Indonesia Krisis Edukasi Seksual Vol.II”. Tujuan utamanya adalah meminimalisir kasus-kasus tersebut melalui penyebaran pengetahuan seksual di kalangan remaja Madrasah Aliyah.

Menanggapi kondisi tersebut, Komnas Perempuan mencatat bahwa selama dua belas tahun (2001-2012), setidaknya tiga puluh lima perempuan menjadi korban kekerasan seksual setiap hari. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) melaporkan 17 kasus pelecehan seksual dengan 117 korban dalam setahun, menyoroti kompleksitas masalah di berbagai jenjang pendidikan.

Pendidikan diidentifikasi sebagai faktor dominan dalam kasus-kasus kekerasan seksual. Namun, paradoksnya, edukasi seksual sering dianggap tabu dan dihindari dalam pembicaraan, terutama oleh orang tua dan guru. Dalam rangka mengatasi hal ini, Pelajar Kreatif Indonesia memilih Madrasah Aliyah Negeri Tarakan sebagai lokasi kegiatan edukasi seksual.

Nurul Mazidah, Ketua Panitia, berharap agar MAN Tarakan dapat menjadi pelopor Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Tarakan. Dia menyampaikan, “Saya harap MAN Tarakan bisa menjadi pelopor Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Tarakan, sehingga dapat meminimalisir kasus-kasus pelecehan seksual khususnya di tingkat SMA/SMK/MA.”

Lu’lu Muthohirah, Ketua Pelajar Kreatif Indonesia, menekankan bahwa kegiatan ini tidak berhenti pada satu titik. “Kegiatan seperti ini tentunya tidak berhenti sampai di sini, kami masih memiliki target minimalisir kasus pelecehan pada remaja, dan tentunya kami mulai dengan memberikan edukasi terkait seksualitas,” ujarnya.

Dengan mengambil langkah proaktif dalam memberikan edukasi seksual, Pelajar Kreatif Indonesia berharap dapat membawa perubahan positif dalam menanggulangi kasus kekerasan seksual yang meresahkan, terutama di kalangan remaja Madrasah Aliyah dan Pesantren di Indonesia.(ad)

Loading

By redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *