Kalimantan Utara, Cakrawalakaltim.com – 20 Februari 2024, Empat pemuda berjiwa peduli lingkungan dari Kalimantan Utara telah mengukir inovasi luar biasa dalam pengelolaan minyak jelantah. Kelompok yang diberi nama PEPIJA (Pemuda Peduli Jelantah) ini terdiri dari: Abrar Putra Siregar, Adinda Rahmadhani, Muhammad Amril Fathurrahman Rovery, Andhika Januardyh.

Inovasi yang dihasilkan oleh kelompok ini terfokus di Kelurahan Kampung 6, Kota Tarakan, Kalimantan Utara, melalui program yang diberi nama “Jelantah Station.” Program ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel, sabun, dan lilin, hingga barter jelantah menjadi minyak goreng baru.

Bukan hanya itu, PEPIJA juga aktif dalam edukasi pengolahan jelantah di instansi dan sekolah di Kota Tarakan, yang semuanya memiliki nilai ekonomis yang signifikan.

Keempat pemuda ini menjalin kemitraan dengan KSM Ramah Lingkungan Kampung Enam Tarakan Timur yang dipimpin oleh Pak Sardji, seorang pensiunan BUMN yang berhasil mengolah limbah rumah tangga, termasuk minyak jelantah.

Pak Sardji memainkan peran kunci dalam membantu PEPIJA mewujudkan ide brilian mereka. Abrar Siregar, selaku Ketua PEPIJA, mengungkapkan, “Aksi kami adalah bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Kami selalu berusaha untuk menyuarakan aksi ini di kalangan masyarakat, terutama melalui program barter minyak jelantah menjadi minyak baru.”

“Ini bukan hanya inovasi baru, tapi juga solusi untuk mengurangi kerusakan lingkungan di bidang air dan tanah,” tambah Abrar.

“Kami juga aktif berperan dalam mensosialisasikan bahaya penggunaan minyak jelantah dengan bekerja sama erat bersama Dinas Kesehatan dan Puskesmas,” sambungnya.

Abrar Siregar menegaskan, “Saat ini, kami berhasil mereplikasi kegiatan ini pada kelompok-kelompok baru, seperti Kepiting (Kelompok Pecinta Lingkungan), Enbarter (Energi Baru Terbarukan), Berangkas Nikel (Baru Bekas Naik Kelas), dan Amplang Udang (Sampah Hilang, Uang Datang).”

Inovasi PEPIJA bukan sekadar proyek lokal, melainkan suatu tonggak perubahan yang dapat memberikan dampak positif tidak hanya di Kota Tarakan, namun juga potensialnya merambah ke seluruh wilayah.

Projek “Jelantah Station” menjadi bukti konkret bahwa kolaborasi dan inovasi yang diusung oleh pemuda dapat menjadi kekuatan positif dalam menciptakan perubahan yang berarti. (AD)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *