Samarinda, Cakrawalakaltim.com – Pada Sabtu (18/5/24), Kota Samarinda menggelar kegiatan kerja bakti bersama. Acara ini merupakan tindak lanjut dari “Gerakan Perahu Ketinting Pungut Sampah Sungai Karang Mumus” yang bertujuan untuk membersihkan aliran Sungai Karang Mumus dari Jembatan Satu hingga Jembatan Kehewanan.

Kegiatan ini dimulai pada pukul 07.00 WITA, dengan titik kumpul di Jalan Tongkol, tepat di samping Jembatan Satu, Kota Samarinda.

Partisipasi masyarakat dan berbagai instansi sangat terlihat dalam acara ini. Tercatat sekitar 30 orang turut ambil bagian, termasuk anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), Komando Distrik Militer (Kodim), Komando Rayon Militer (Koramil), Kepolisian Sektor (Polsek), mahasiswa Universitas Widyagama Kota Samarinda, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda dan Provinsi Kalimantan Timur, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda dan Provinsi Kalimantan Timur.

Endang Liansyah, Kepala DLH Kota Samarinda, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasinya atas partisipasi berbagai pihak.

“Ada sekitar 30 orang yang ikut, ada yang dari TNI, Kodim, ada yang dari Koramil, dari Polsek, dan mahasiswa Widyagama, kemudian BPBD Provinsi, BPBD Kota, Satpol PP, dan DLH Kota dan Provinsi,” ujarnya.

Dalam kegiatan ini, para peserta menggunakan perahu ketinting dan speedboat untuk mengumpulkan sampah dari sungai dan membawanya ke muara.

“Tadi di situ bolak-balik angkut sampah itu ke muara,” tambah Endang.

Namun, Endang juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai.

“Nanti bersih, nanti kotor, kalau masyarakatnya masih belum sadar ya gak akan bersih. Sebenarnya kalau Karang Mumus mah bersih ada caranya, larang orang pinggir sungai yang buang sampah ke sungai, itu pasti orang pinggir sungai atau orang pasar,” tegasnya.

Endang turut menyoroti perilaku masyarakat yang masih kurang disiplin dalam membuang sampah. “Kota ini punya kita, kita hidup di sini, kita juga mengotori, nanti kalau anak-anaknya muntaber, demam berdarah, baru pemerintah salah,” ujarnya dengan nada tegas.

Ia juga mengingatkan bahwa banyak warga yang tidak mengikuti jadwal pembuangan sampah. “Banyak yang buang sampah tidak dimasukkan ke dalam kotak TPS, hanya sebagian. Kemudian tidak mengikuti jadwal pembuangan sampah dari jam 6 sore sampai jam 6 pagi, ada saja masyarakat yang masih membuang sampah di siang hari,” katanya.

Mengenai pentingnya menjaga kebersihan sungai, Endang menambahkan,

“Sungai Karang Mumus sini kan buat kita juga, kadang-kadang anak-anak kita berenang, kadang-kadang kita nyuci, kadang juga ambil air di situ disimpan di wadah untuk dipakai, kadang juga untuk cari ikan. Nah, kalau airnya kotor seperti apa? Harusnya bantu bersihkan, jadi begini prinsipnya, kalau tidak mau bantu dan bersihkan, jangan ngotori,” jelasnya.

Untuk teknik pembersihan, Endang menjelaskan bahwa mereka menggunakan metode tertentu untuk mengangkut sampah. “Iya jadi kita pakai teknik, tarik pakai dua speed, pakai pelampung pakai pemberat, sampahnya dibawa ke muara. Supaya sampah itu dibawa ke muara, tapi bolak-balik,” paparnya.

Menutup kegiatannya, Endang mengungkapkan strategi yang diterapkan. “Jadi nanti saya sudah bilang tadi pada saat air mau pasang, kita pasang pelampung, kita cegat sampah, dan kita tunggu. Jadi nanti sampah ini pas mau masuk, kita belokkan ke tengah sungai,” tutupnya.

Acara kerja bakti ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan, khususnya aliran sungai yang menjadi bagian penting dari ekosistem perkotaan. (AD)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *