Sepaku, Cakrawalakaltim.com – Dahlia, seorang pengusaha muda (33), telah menghidupkan kembali kelezatan makanan khas daerahnya, yakni Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.

“Namanya Tekalo, memang rempah-rempahnya itu namanya tekalo, itu makanan khas kami,” ujarnya dengan bangga saat diwawancarai pada Kamis (9/5/24) di Rest Area Nusantara IKN.

Tekalo, atau yang dalam bahasa lokal disebut Laos Besar, dan dalam bahasa Jawa disebut kecombrang, bukan hanya sebuah bumbu, tapi sebuah warisan budaya yang hampir punah.

“Daging yang digunakan bisa berbeda-beda, biasa pakai daging kancil, payau, kijang, atau rusa, tapi biasa lidah orang tidak cocok dengan itu, jadi kami memakai daging sapi, daging ayam kampung juga bisa,” jelas Dahlia.

Dahlia berusaha keras untuk mengembangkan Tekalo agar tetap dikenal dan dinikmati oleh masyarakat setempat serta pengunjung yang ingin merasakan cita rasa khas daerah di Ibu Kota Nusantara.

Dahlia telah berjuang selama hampir dua tahun dengan usaha Tekalo-nya, yang saat ini menjadi satu-satunya tempat di daerah tersebut yang menyajikan sop Tekalo.

Meskipun belum merambah ke meja menteri atau presiden, Tekalo telah berhasil menarik perhatian Dinas Pariwisata Kalimantan Timur dan Dinas Pariwisata Kabupaten Penajam Paser Utara.

“Saat ini belum pernah disajikan makanan Tekalo ke menteri maupun presiden sendiri, dan baru ini disajikan ke Dinas Pariwisata Kaltim dan Penajam,” ujarnya sambil berharap agar usahanya mendapat lebih banyak perhatian dari pihak berwenang.

Meskipun masih fokus berjualan di area lokal, Dahlia berharap agar usahanya dapat lebih diakui oleh otoritas setempat. “Kami berharap Tekalo dapat diiterima di lidah masyarakat sehingga dapat dikenal karena cita rasanya yang lezat,” katanya dengan semangat.

Dengan harga terjangkau, sop Tekalo menjadi pilihan favorit bagi banyak pengunjung yang ingin merasakan kelezatan kuliner lokal.

Meskipun masih ada tantangan dalam memperkenalkan Tekalo kepada masyarakat, Dahlia tetap bersemangat untuk menjaga kelezatan rempah-rempah khas daerahnya tetap hidup. (AD)

Loading