Samarinda, Cakrawalakaltim – Pemerintah Kota Samarinda melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda terus bertekad dalam menyiapkan sumber daya manusia yang sehat dan unggul.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah memperkuat kompetensi dasar kader Posyandu dengan membekali tenaga kesehatan (nakes) bidang kesehatan masyarakat di Puskesmas se-Kota Samarinda.

Untuk angkatan pertama, pelatihan Kompetensi Dasar Kader Posyandu bagi Nakes Puskesmas Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Samarinda tahun 2024 diikuti oleh 30 peserta.

Pelatihan ini dilaksanakan di Hotel Midtown Samarinda pada 25-28 Juni.

“Setelah mendapatkan ilmu di pelatihan selama empat hari ini, tularkan dulu ke nakes-nakes di Puskesmas masing-masing, barulah ke kader-kader Posyandu,” ungkap Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Samarinda, dr Rudy Agus Riyanto, dalam sambutannya ketika membuka pelatihan.

Selama pelatihan, peserta akan dibekali dengan 25 kompetensi dasar kader, yang semuanya berhubungan dengan penerapan Posyandu sebagai layanan primer.

“Background program nasionalnya adalah penurunan angka stunting serta angka kematian ibu dan bayi,” ucap dr Rudy.

Posyandu bertujuan memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, serta mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

“Melalui pelatihan ini, peserta diharapkan mampu menerapkan keterampilan dasar pada pelayanan kesehatan di Posyandu. Oleh karena itu, terdapat 25 kompetensi dasar yang harus dikuasai, termasuk pengelolaan Posyandu, pelayanan kesehatan dasar bagi ibu hamil dan menyusui, bayi dan balita, anak usia sekolah dan remaja, masyarakat usia produktif, serta lanjut usia, dan juga kemampuan melakukan komunikasi efektif,” jelas dr Rudy.

Pelatihan ini juga bertujuan mencetak para peserta menjadi pelatih di Puskesmas masing-masing untuk kemudian mengajari kader-kader Posyandu, sehingga mereka bisa memiliki 25 kompetensi.

“Namun sayang sekali, pada penilaian tahun lalu, juara satu belum bisa mencapai kader Purwa, karena baru memiliki 14 kompetensi. Kami dari Dinas Kesehatan tidak minta sesuatu yang instan dan tiba-tiba langsung 25 kompetensi dikuasai,” katanya.

dr Rudy menambahkan bahwa pihaknya mempunyai desain besar dalam waktu tiga tahun sejak tahun lalu, agar sudah ada kader-kader yang memiliki 25 kompetensi dasar.

Targetnya, tahun ini minimal peserta sudah mampu memiliki 20 kompetensi. “Harapannya, setelah pelatihan ini, para nakes yang mengikuti pelatihan sudah mulai mendesain pelatihan lanjutannya di tingkat Puskesmas. Yang penting lagi, harus diingat, pelatihan tanpa monitoring dan evaluasi tidak ada gunanya,” tegas dr Rudy.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Bapelkes Kaltim, Sri Sedono Iswandi, juga menekankan agar setelah pelatihan, para peserta wajib menyampaikan ilmu yang didapat ke kader melalui workshop. “Penyebaran ilmu ini sangat penting untuk memastikan seluruh kader Posyandu memiliki kompetensi yang memadai,” tutup Sri Sedono. (AD)

Loading

By redaksi