Samarinda, Cakrawalakaltim.com – Dalam upaya mempercepat pembangunan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur (Diskominfo Kaltim) menggelar jumpa pers rutin bulanan pada Jumat (23/8/2024). Kegiatan yang berlangsung di aula Warung Informasi Etam Kaltim (WIEK) ini dihadiri oleh puluhan media cetak, online, dan elektronik.

Jumpa pers kali ini membahas dua topik utama yang menjadi perhatian masyarakat Kaltim, yaitu Program Rumah Layak Huni (RLH) dan pendaftaran mahasiswa baru di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Kaltim. Diskominfo menghadirkan tiga narasumber yang ahli di bidangnya untuk memberikan penjelasan terkait kedua program tersebut.

Kepala Bidang Informasi Komunikasi Publik dan Kehumasan (IKP) Diskominfo Kaltim, Irene Yuriantini, yang bertindak sebagai moderator, membuka acara dengan apresiasi kepada para narasumber dan media yang hadir. “Terima kasih kepada para narasumber dan awak media yang sudah hadir. Jumpa pers yang kita gelar rutin ini, tidak mungkin terlaksana tanpa partisipasi dari para narasumber dan insan media,” ujarnya.

Program RLH untuk Pengentasan Kemiskinan Ekstrem

Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Kaltim, Irhamsyah, menjelaskan bahwa Program Rumah Layak Huni (RLH) merupakan salah satu upaya Pemprov Kaltim dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem di wilayah tersebut. Program ini, yang dimulai sejak tahun 2022, telah menggandeng berbagai perusahaan yang beroperasi di Kaltim untuk berpartisipasi dalam pembangunan rumah layak huni bagi warga prasejahtera.

“Program ini telah berjalan sejak tahun 2022 dan melibatkan berbagai perusahaan dalam pendanaannya. Program ini telah mencapai progres yang signifikan dari target yang kami patok,” kata Irhamsyah. Hingga 2024, sudah sekitar 60 persen dari target 508 unit rumah yang telah dibangun, dengan 321 unit rumah layak huni berhasil didirikan oleh 38 perusahaan dari sektor perbankan, perkebunan, pertambangan, BUMN, BUMD, hingga perusahaan jasa konstruksi.

Ia menambahkan bahwa seluruh biaya pembangunan rumah ini ditanggung oleh perusahaan-perusahaan yang terlibat, tanpa menggunakan dana pemerintah. “Selanjutnya, proyek pembangunan dilakukan oleh prajurit TNI di lingkup Koramil,” tambahnya.

Rumah yang dibangun terdiri dari dua tipe, yaitu tipe 45 untuk rumah konstruksi kayu dan tipe 36 untuk rumah beton. Selain itu, rumah yang telah ditempati dilengkapi dengan fasilitas listrik, air, dan tandon air, tergantung kondisi rumah warga yang dibantu. Sanitasi juga menjadi perhatian utama dalam pembangunan rumah ini, dengan toilet yang dibangun sesuai kriteria kesehatan agar layak dihuni.

“Sasarannya benar-benar orang yang berada di angka kemiskinan, dengan penghasilan di bawah UMK dan tanah milik sendiri,” jelas Irhamsyah. Program ini tidak hanya difokuskan di kota-kota besar seperti Samarinda dan Balikpapan, tetapi juga di daerah pelosok. “Kami juga menghimpun perusahaan-perusahaan yang beroperasi di daerah pelosok untuk berkontribusi membangun rumah layak huni di sekitar wilayah operasinya,” tambahnya.

Beberapa perusahaan besar telah berkomitmen untuk mendukung program ini pada tahun 2024. Sebagai contoh, Pertamina telah berkomitmen membangun 40 unit rumah, dengan 20 unit di antaranya telah terealisasi.

Pendirian ISBI Kaltim: Menuju Pusat Kebudayaan dan Seni di Kalimantan

Selain Program RLH, jumpa pers ini juga membahas rencana pendirian dan pendaftaran mahasiswa baru di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Kaltim, yang akan berlokasi di Tenggarong, Kutai Kartanegara. Ketua Tim Fasilitasi Pendirian Kampus ISBI Kaltim, Bohari Yusuf, mengungkapkan bahwa saat ini persiapan pendirian kampus tengah dimatangkan, baik dari sisi fisik maupun pengembangan program studi.

ISBI Kaltim berencana menawarkan program studi yang beragam, mencakup bidang teknologi informasi (IT), kesehatan, ilmu desain dan rekayasa, serta sosial dan ekonomi. Meskipun demikian, Bohari menegaskan bahwa seni dan budaya tetap menjadi ciri khas utama dalam pengembangan program studi di ISBI Kaltim.

“Kami menekankan pentingnya program studi yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan seni dan budaya. Seni dan budaya harus tetap menjadi ciri khas ISBI Kaltim,” kata Bohari Yusuf.

Bohari juga menambahkan bahwa pendirian kampus ISBI Kaltim di Tenggarong Seberang diharapkan dimulai pada 2024 dan selesai pada tahun 2027. Proses pendirian ISBI Kaltim ini membutuhkan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Kaltim dan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, terutama dalam penyediaan sarana dan prasarana, tenaga kependidikan, serta beasiswa bagi mahasiswa selama tiga tahun pertama operasional kampus.

Kepala Biro Kesra Setda Provinsi Kaltim, Dasmiah, mengonfirmasi bahwa izin pembangunan kampus ISBI Kaltim telah disetujui. Pendaftaran mahasiswa baru akan dilakukan melalui sistem mandiri tanpa batasan umur, membuka peluang luas bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

“Ini adalah sistem mandiri tanpa batasan umur, dan menjadi kesempatan luar biasa. Kampusnya akan berdiri sendiri, semoga tahun depan sudah ada satuan kerja sendiri,” ujar Dasmiah.

Lebih lanjut, Dasmiah menyebutkan bahwa dosen yang akan mengajar di ISBI Kaltim sebagian besar berasal dari ISI Yogyakarta. Namun, ke depannya, diharapkan ada penerimaan dosen baru dari masyarakat lokal Kaltim. Beasiswa untuk tiga angkatan pertama juga telah disediakan, dengan kuota 125 orang untuk angkatan pertama tahun ini. Namun, hingga saat ini baru 59 orang yang mendaftar.(ZF)

Loading

By redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *