SAMARINDA, Cakrawalakaltim.com — Keberadaan Puskesmas Pembantu (Pustu) di wilayah Kota Samarinda kembali ditekankan sebagai bagian penting dari layanan kesehatan masyarakat yang harus dioptimalkan.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Samarinda, dr. Rudy Agus Riyanto, dalam Orientasi Program Integrasi Layanan Primer (ILP) bagi tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas se-Kota Samarinda yang berlangsung pada 11-13 November 2024 di Hotel Mercure Samarinda.

Menurut dr. Rudy, selama ini terdapat stigma bahwa Pustu merupakan tempat bagi tenaga kesehatan yang sudah mendekati masa pensiun. Padahal, Pustu memiliki peran strategis dalam sistem kesehatan di Indonesia, sehingga perlu ditempatkan tenaga kesehatan yang tidak hanya berpengalaman, tetapi juga memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan di wilayah tersebut.

“Kita ingin mengubah stigma yang berkembang bahwa Pustu itu hanya untuk tenaga kesehatan yang akan pensiun. Pustu adalah bagian yang sangat penting dalam sistem layanan kesehatan, dan harus diisi oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan terlatih. Ini bukan soal usia, tapi lebih pada kemampuan dan kecocokan tenaga kesehatan dengan tugas yang ada,” ungkap dr. Rudy.

Dalam orientasi ini, yang dihadiri oleh perwakilan dari 13 Puskesmas di Kota Samarinda, setiap puskesmas mengirimkan empat perwakilan yang terdiri dari tenaga manajemen, dokter, bidan atau perawat, dan promosi kesehatan. Para peserta orientasi ini mendapat penjelasan tentang pentingnya penguatan Pustu, yang diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya untuk memastikan bahwa layanan kesehatan primer di masyarakat dapat terlaksana dengan baik.

Menurut dr. Rudy, Pustu memiliki peran yang sangat vital dalam mendukung keberhasilan Puskesmas dalam menjalankan pelayanan kesehatan masyarakat. Dengan jam operasional Puskesmas yang terbatas, yaitu dari pukul 08.00 hingga 15.30 WITA, Pustu dapat membantu untuk mengatasi keterbatasan ini dengan melaksanakan pelayanan di luar Puskesmas, seperti pengawasan Posyandu, kunjungan rumah, serta pengawasan wilayah terkait kesehatan lingkungan dan perawatan pasien.

“Selama ini, Puskesmas sering kali kesulitan untuk mengoptimalkan pelayanan di luar gedung, mengingat terbatasnya waktu dan tenaga. Dengan penguatan Pustu, di mana ada dua tenaga kesehatan dan dua kader, Pustu bisa lebih leluasa untuk membantu mengawasi wilayah setempat dan memastikan bahwa pelayanan kesehatan berjalan maksimal,” jelas dr. Rudy.

Lebih lanjut, dr. Rudy mengungkapkan bahwa tugas Pustu bukan hanya memberikan pengobatan, tetapi juga melakukan pengawasan terhadap pasien yang sedang dalam perawatan, termasuk memastikan bahwa obat yang diberikan dikonsumsi dengan benar, dan memantau kondisi kesehatan serta lingkungan pasien.

Pustu yang dikelola dengan SDM yang kompeten juga diharapkan dapat mempercepat penanganan kasus-kasus kesehatan yang membutuhkan perhatian khusus, seperti gizi buruk atau penyakit menular. Dengan adanya pengawasan langsung dan rutin dari Pustu, diharapkan masalah kesehatan dapat segera terdeteksi dan ditangani dengan lebih efektif.

“Dengan menempatkan tenaga kesehatan yang kompeten di Pustu, kita berharap bisa menurunkan angka penyakit yang membutuhkan biaya besar untuk pengobatan, seperti hipertensi dan diabetes. Jika bisa dicegah sejak dini, terutama dengan pemantauan selama masa kehamilan dan anak-anak, biaya pengobatan yang biasanya sangat tinggi bisa ditekan. Ini juga akan membantu meringankan beban BPJS Kesehatan dalam pembiayaan kesehatan di Indonesia,” tutur dr. Rudy.

Dinas Kesehatan Kota Samarinda berkomitmen untuk terus memperkuat dan mengoptimalkan peran Pustu dalam memberikan layanan kesehatan yang merata dan berkualitas bagi seluruh masyarakat. Dengan penempatan tenaga kesehatan yang kompeten, diharapkan pelayanan di Pustu dapat berjalan lebih maksimal dan mendukung tercapainya kesehatan masyarakat yang lebih baik.

“Pustu bukanlah tempat yang bisa dianggap sepele. Ini adalah ujung tombak layanan kesehatan yang harus diperkuat dengan SDM yang berkualitas. Kita harus memastikan bahwa setiap tenaga kesehatan yang ditempatkan di Pustu memiliki kompetensi yang memadai agar mereka bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat,” tambah dr. Rudy.

Dengan adanya penguatan Pustu dan penempatan tenaga kesehatan yang tepat, diharapkan sistem layanan kesehatan di Kota Samarinda dapat berjalan lebih efektif dan efisien, serta dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan masyarakat, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh fasilitas kesehatan utama.(zz)

Loading

By redaksi