Jakarta, Cakrawalakaltim.com – Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Akmal Malik, optimistis peringkat keterbukaan informasi publik Kaltim akan meningkat tahun ini. Dalam empat tahun terakhir, Pemprov Kaltim terus meraih predikat Informatif dengan skor di atas 90 poin dalam Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik Tingkat Nasional.

“Kami optimis, tahun ini kalau tidak bisa lima besar, ya tiga besar!” ujar Akmal Malik dengan penuh keyakinan saat menyampaikan pemaparan di hadapan panelis Presentasi Uji Publik Monitoring dan Evaluasi (Monev) Keterbukaan Informasi Publik 2024 yang digelar Komisi Informasi (KI) Pusat di Jakarta, Rabu (14/11/2024).

Tahun lalu, Kaltim berhasil menduduki peringkat kedelapan dengan skor 93,94. Keyakinan Akmal didasari oleh berbagai inovasi yang terus dilakukan Pemprov Kaltim untuk meningkatkan akses dan kualitas keterbukaan informasi publik.

Pemprov Kaltim menghadirkan inovasi PPID Teman Disabilitas (PINTAS) yang memungkinkan kelompok disabilitas mendapatkan akses informasi yang cepat dan inklusif. Layanan ini meliputi fasilitas informasi elektronik dan non-elektronik, video voice-over untuk tunanetra, layanan bahasa isyarat untuk tunarungu, serta ruang pelayanan yang ramah difabel.

“Semua warga Kaltim mendapatkan hak yang sama dalam keterbukaan informasi, tanpa ada perbedaan,” tegas Akmal Malik.

Selain itu, inovasi lain seperti PPID dan LAPOR Masuk Desa menjadi terobosan pertama di Indonesia yang membawa layanan keterbukaan informasi hingga ke tingkat desa. Program ini bahkan mengantarkan Desa Bhuana Jaya, Kutai Kartanegara, meraih penghargaan nasional dalam Apresiasi Keterbukaan Informasi Publik Desa.

Sejak 2021, Pemprov Kaltim bersama KI Kaltim rutin mengadakan sosialisasi dan edukasi keterbukaan informasi publik di berbagai perguruan tinggi. Pemprov juga memanfaatkan berbagai platform digital untuk mempermudah akses informasi, seperti:

  • Podcast Ngopi Sore oleh Diskominfo Kaltim, yang membahas isu-isu terkini.
  • Sentra Analitik Data (Senada), penyedia data geospasial.
  • Si Dokter, sistem informasi dokumen rekam medis elektronik.
  • Simpator, platform layanan pajak kendaraan bermotor.
  • Data Desa Presisi, hasil kerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk memetakan data desa guna meningkatkan pelayanan publik.

“Inovasi-inovasi ini adalah bukti nyata komitmen kami. Kalau saya jabarkan semua, mungkin sampai besok belum selesai,” canda Akmal, disambut tawa audiens.

Pemaparan Akmal mendapat apresiasi dari panelis, salah satunya Astrid Deborah, pegiat keterbukaan informasi. Ia menilai Kaltim sebagai salah satu daerah terbaik dalam pelaksanaan keterbukaan informasi publik.

“Kaltim bahkan termasuk 10 provinsi pertama yang membentuk Komisi Informasi, ini langkah maju yang patut dicontoh,” puji Astrid.

Dengan segala inovasi dan komitmen yang terus ditingkatkan, Kaltim diharapkan mampu mencapai target tiga besar dalam Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik Nasional tahun ini. (*/ZZ)

Loading

By redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *