SANGATTA, Cakrawalakaltim.com – Kabupaten Kutai Timur, yang dikenal sebagai Magic Land karena kekayaan alam, nilai arkeologi, ekologi, dan budayanya, kembali menjadi sorotan melalui gelaran Pesta Rakyat Seni Kebudayaan Kutai Timur 2024. Acara yang berlangsung megah ini resmi dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Timur, Mulyono, S.STP., M.Si., bersama jajaran Forkopimda Kabupaten Kutai Timur, di Townhall Sangatta pada Rabu, 20 November 2024.
Acara yang digelar selama tiga hari, mulai 20 hingga 22 November 2024, mengusung tema besar “Tuah Bumi Untung Benua”. Tema ini menggambarkan kekayaan dan keunikan Kutai Timur sebagai identitas daerah yang menjadi kebanggaan masyarakatnya. Melalui acara ini, seni dan budaya lokal diangkat sebagai elemen utama untuk memperkuat identitas daerah, melestarikan tradisi, serta meningkatkan potensi ekonomi lokal.
Pesta Rakyat Seni Kebudayaan Kutai Timur 2024 merupakan hasil inisiasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, yang melibatkan 60 pelaku UMKM lokal. Dengan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, acara ini menjadi momentum strategis untuk menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap warisan budaya lokal sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Dalam acara ini, berbagai elemen seni dan budaya digabungkan dengan pemberdayaan ekonomi. Aktivitas yang digelar meliputi penampilan 15 paguyuban dan talenta lokal, enam artis nasional, band lokal, lomba seni, hingga edukasi budaya yang melibatkan pelajar dari jenjang PAUD hingga SD. Museum Karst Kutai Timur juga hadir untuk memperkenalkan kekayaan alam unik daerah ini kepada para pengunjung.
Diperkirakan lebih dari 7.500 orang dari berbagai kalangan turut memeriahkan acara ini, menjadikannya salah satu event budaya terbesar di Kutai Timur.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Timur, Mulyono, menegaskan pentingnya acara ini sebagai wadah untuk melestarikan seni dan budaya lokal sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat.
“Pesta Rakyat Kebudayaan ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga menjadi sarana untuk belajar mencintai budaya sekaligus merawat keberagaman yang ada di Kutai Timur,” ujar Mulyono. Ia juga menekankan bahwa budaya merupakan jati diri bangsa yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Menurutnya, melalui kegiatan ini, Kutai Timur tidak hanya melestarikan seni dan tradisi, tetapi juga mempromosikannya ke masyarakat luas, baik di dalam maupun luar daerah.
Ketua Panitia, Padliyansyah, S.E., menyampaikan bahwa acara ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari pemerhati budaya, tokoh adat, hingga kelompok seni lokal. Kolaborasi ini diharapkan mampu mempererat kebersamaan dan menciptakan harmoni sosial di tengah keberagaman masyarakat Kutai Timur.
“Kami berharap Pesta Rakyat ini dapat meningkatkan rasa cinta terhadap budaya lokal sekaligus mendorong potensi wisata budaya Kutai Timur. Acara ini membuktikan bahwa seni dan budaya tidak hanya mampu mempersatukan masyarakat, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan mereka,” ungkap Padliyansyah.
Tidak hanya itu, acara ini juga menjadi wadah pemberdayaan ekonomi bagi pelaku UMKM lokal. Produk-produk hasil karya masyarakat yang dipamerkan tidak hanya menarik perhatian pengunjung, tetapi juga memperlihatkan bagaimana seni dan budaya dapat bersinergi dengan pengembangan ekonomi lokal.
Sebagai puncak hiburan, Pesta Rakyat Seni Kebudayaan Kutai Timur 2024 menghadirkan sederet artis ternama untuk menghibur para pengunjung. Di antaranya adalah Zerosix Park, Sandrina, ST 12, Budi Doremi, Kiky Aprillia, dan Club Dangdut Racun. Kehadiran mereka menambah kemeriahan acara dan menjadi daya tarik utama bagi ribuan masyarakat yang hadir.
Penampilan para artis ini melengkapi berbagai kegiatan seni Kebudayaan yang telah digelar, menjadikan pesta rakyat ini sebagai kombinasi sempurna antara hiburan, tradisi, dan ekonomi kreatif.
Dengan keberhasilan dan antusiasme masyarakat yang luar biasa, Pesta Rakyat Seni Kebudayaan Kutai Timur 2024 diharapkan menjadi tradisi tahunan yang terus berkembang. Acara ini tidak hanya menjadi selebrasi seni dan budaya, tetapi juga wujud nyata pelestarian warisan leluhur, penguatan identitas daerah, dan penciptaan harmoni sosial di Kutai Timur. (Z/adv)