SAMARINDA, Cakrawalakaltim.com – Perumdam Tirta Kencana menyiapkan strategi pengembangan bisnis periode 2025-2029 guna meningkatkan cakupan layanan air bersih di Samarinda. Salah satu langkah utamanya adalah meningkatkan kapasitas pengolahan air dan memperluas jaringan distribusi, yang ditargetkan rampung sebelum 2029.
Direktur Utama Perumdam Tirta Kencana, Nor Wahid Hasyim, menjelaskan bahwa saat ini kapasitas penyediaan air bersih di Samarinda masih defisit 2.200 liter per detik. Oleh karena itu, pihaknya berencana meningkatkan kapasitas di 13 Instalasi Pengolahan Air (IPA) serta membangun 20 titik terminal air di wilayah seperti Batu Cermin, Berambai, dan Loa Buah.
“Kami akan fokus pada peningkatan kapasitas IPA, rehabilitasi jaringan pipa, dan pengembangan jaringan baru. Selain itu, kami menargetkan penambahan jumlah pelanggan untuk memperluas cakupan layanan,” ujar Wahid dalam pemaparan rencana bisnis di Hotel Mercure Samarinda, Rabu (8/1/2024).
Selain pengembangan infrastruktur air bersih, Perumdam juga merancang strategi diversifikasi bisnis dengan masuk ke sektor Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
“Kami telah mengalokasikan investasi sebesar Rp1,3 miliar di 2024 dan Rp3,7 miliar di 2025 untuk memulai produksi AMDK. Ini akan menjadi peluang baru dalam meningkatkan pendapatan perusahaan,” jelasnya.
Mendukung rencana tersebut, Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menegaskan bahwa penyediaan air bersih menjadi prioritas utama pemerintah. Ia menargetkan cakupan layanan air bersih mencapai 100 persen sebelum tahun 2029.
“Air bersih adalah kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi oleh pemerintah. Kami optimis target ini bisa tercapai sebelum 2029,” ujar Andi Harun, yang akrab disapa AH.
Saat ini, Samarinda memiliki kapasitas penyediaan air bersih sebesar 3.400 liter per detik, sedangkan kebutuhan masyarakat mencapai 5.600 liter per detik. Untuk menutupi kekurangan tersebut, Pemkot berencana membangun satu IPA baru setiap tahun hingga kebutuhan terpenuhi.
Namun, realisasi program ini memerlukan anggaran besar, yang diperkirakan mencapai Rp2 triliun. Andi Harun menekankan pentingnya strategi pembiayaan yang matang, termasuk dari APBD, APBN, serta kerja sama dengan pihak swasta.
“Pendanaan harus dihitung dengan detail. Jika ada kendala, kita harus mencari solusi alternatif agar program ini tetap berjalan sesuai target,” tegasnya.
Meski Perumdam Tirta Kencana mencatat keuntungan Rp103 miliar tahun ini, masih ada beberapa tantangan yang harus diatasi, seperti respons lambat terhadap keluhan pelanggan dan kualitas air yang belum merata di beberapa wilayah.
“Ada keluhan soal petugas yang kurang cepat dalam menangani aduan dan sikap yang kurang profesional. Hal ini harus menjadi perhatian serius,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga menyoroti masih adanya air keruh di beberapa kawasan, meskipun perbaikan secara bertahap mulai menunjukkan hasil.
“Kami akan terus bekerja keras agar masyarakat Samarinda segera merasakan layanan air bersih yang lebih baik dan berkualitas,” pungkas Andi Harun.(ZZ)