SAMARINDA – Komisi III DPRD Samarinda menilai pembangunan infrastruktur yang dilakukan Wali Kota Andi Harun telah membawa perubahan besar bagi wajah kota. Namun, Ketua Komisi III, Deni Hakim Anwar, menekankan bahwa pembangunan fisik harus diimbangi dengan perencanaan tata kota yang berkelanjutan agar manfaatnya bisa dirasakan dalam jangka panjang.
Menurut Deni, proyek-proyek besar seperti normalisasi Sungai Karang Mumus dan pembangunan terowongan di Jalan Otto Iskandardinata bukan sekadar pencapaian infrastruktur, tetapi juga momentum untuk memperbaiki tata kota secara menyeluruh.
“Normalisasi sungai memang mengatasi banjir, tapi harus diikuti dengan penataan daerah bantaran agar tidak terjadi permasalahan yang sama di masa depan,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya analisis lalu lintas dalam pembangunan terowongan. Menurutnya, proyek ini harus diiringi dengan rekayasa lalu lintas yang efektif agar dampaknya lebih maksimal dalam mengurai kemacetan.
“Terowongan adalah solusi, tetapi tanpa pengelolaan arus lalu lintas yang baik, manfaatnya bisa kurang optimal,” tambahnya.
Selain itu, revitalisasi Pasar Pagi yang dilakukan Andi Harun dianggap sebagai langkah positif dalam menciptakan pusat perdagangan yang lebih modern dan nyaman. Namun, Deni mengingatkan agar pengelolaan pasca-revitalisasi tidak diabaikan, termasuk dalam aspek kebersihan dan manajemen pedagang.
“Pasar yang sudah ditata dengan baik harus tetap dijaga kebersihannya dan dikelola secara profesional agar tetap nyaman bagi pembeli maupun pedagang,” jelasnya.
Deni berharap, pada periode kedua kepemimpinan Andi Harun, pembangunan tidak hanya berfokus pada fisik, tetapi juga aspek perencanaan yang matang. Ia menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan dalam setiap kebijakan pembangunan agar Kota Samarinda semakin tertata dan nyaman untuk ditinggali.(ADV*)