SAMARINDA, Cakrawalakaltim.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Samarinda mengungkapkan permasalahan terkait rendahnya tingkat partisipasi pemilih, yang masih berada di bawah rata-rata dibandingkan dengan kabupaten dan kota lainnya.
Ketua KPU Kota Samarinda, Firman Hidayat, menjelaskan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan angka partisipasi tidak optimal adalah keberadaan pemilih yang tidak terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT) asal mereka.
“Contohnya, ada pemilih yang terdaftar di satu DPT, tetapi tidak berada di lokasi tersebut,” ungkap Firman pada Senin, (24/2/2025) di Harris Hotel.
Firman menambahkan bahwa dari data yang diperoleh, sekitar 600 ribu pemilih terdeteksi hanya berdasarkan KTP, tanpa kehadiran fisik mereka.
“Kami mendapatkan informasi dari petugas pantarlih dan RT, namun kami tidak bisa menghapus hak suara atau mencoret data pemilih yang tidak hadir di DPT,” jelasnya.
Ia mengakui bahwa keputusan untuk tidak mencoret nama-nama tersebut diambil dengan asumsi bahwa pemilih tersebut akan hadir pada hari pemilihan.
“Kami tetap berasumsi bahwa mereka ada, karena identitasnya tercatat. Jika mereka datang dengan KTP, mereka harus dilayani. Jika dicoret, itu pasti akan menimbulkan masalah,” terangnya.
Firman juga menyoroti rendahnya partisipasi di daerah pelabuhan, khususnya di wilayah niaga, yang sering digunakan sebagai pusat perbelanjaan.
“Banyak orang yang berada di sana bukan penduduk setempat, sehingga saat pemilihan, mereka kembali ke tempat asalnya,” tuturnya.
Lebih lanjut, Firman menjelaskan bahwa kendala lain yang dihadapi adalah data pemilih yang masih mencantumkan RT 0, yang menyulitkan pemetaan tempat pemungutan suara.
“Dari Disdukcapil, masih ada pemilih yang KTP-nya terdaftar di RT 0, yang membuat kami bingung dalam menetapkan DPT,” bebernya.
Dengan berbagai permasalahan ini, Firman menegaskan bahwa faktor-faktor tersebut berkontribusi pada tingginya angka golput.
“Data ini menunjukkan tingginya golput. Namun, saya yakin bahwa kehadiran pemilih di Samarinda sangat tinggi, terutama jika dibandingkan dengan Kabupaten Mahulu, di mana satu kelurahan di Samarinda saja sudah jauh lebih baik,” pungkasnya.(DV/MYG)