SAMARINDA, Cakrawalakaltim.com – Bimbingan Teknis (Bimtek) Agen Perubahan melalui Sertifikasi Penyuluh Anti Korupsi resmi ditutup di Hotel Mercure Samarinda. Acara ini dihadiri oleh 88 peserta dari berbagai daerah, baik dalam maupun luar Kalimantan Timur, dan merupakan kolaborasi antara Pemkot Samarinda dan Pemkab Paser, difasilitasi oleh Inspektorat Samarinda.

Pembukaan Wali Kota Samarinda diwakili oleh Sekretaris Kota Samarinda, Hero Mardanus, yang memberikan apresiasi kepada seluruh peserta.

“Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada bapak ibu sekalian yang telah mengikuti seluruh materi dari narasumber yang luar biasa,” ujarnya.

Ia berharap ilmu yang didapat dapat menjadi bekal dalam menyebarkan budaya antikorupsi di daerah masing-masing.

Hero juga menekankan pentingnya komitmen peserta untuk melanjutkan penyuluhan dan mempersiapkan diri mengikuti asesmen jarak jauh yang akan dilaksanakan oleh LSP KPK.

“Semoga seluruh peserta yang mengikuti bimtek ini semuanya lulus sertifikasi,” harapnya.

Dalam sesi materi, Novel Baswedan, Wakil Ketua Satgasus Pencegahan Korupsi Polri, menekankan pentingnya integritas bagi aparatur sipil negara (ASN).

“Integritas sangat erat kaitannya dengan loyalitas. Namun, loyalitas bukan berarti mengikuti semua perintah atasan secara membabi buta,” tegasnya di hadapan peserta.

Peserta aktif melontarkan berbagai pertanyaan seputar praktik korupsi di lingkungan pemerintahan. Salah satu pertanyaan yang mengemuka adalah tentang pemberian jamuan makan kepada pejabat luar daerah. Novel menjelaskan pentingnya memahami batas antara gratifikasi yang bersifat delik atau tidak.

“ASN wajib tahu mana yang perlu dilaporkan dan mana yang tidak,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa gratifikasi bisa menjadi pintu masuk terjadinya korupsi.

“Gratifikasi itu awal mula terjadinya korupsi,” tambahnya, menekankan bahwa kehati-hatian adalah kunci dalam menjaga kepercayaan publik.

Plt Inspektur Inspektorat Kabupaten Kutai Timur, Dr. Sudirman Latif SH MSi, menyampaikan kesan positif terhadap kegiatan tersebut.

“Pematerinya luar biasa. Kami dipandu para master yang berpengalaman. Semoga kita bisa membangun integritas negeri ini dengan lebih baik lagi,” ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh perwakilan Inspektorat Mimika, Siska Sroyer. Ia mengaku mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru soal korupsi selama mengikuti Bimtek.

“Banyak pihak yang tidak suka. Tapi itu bukan alasan untuk berhenti menyuarakan antikorupsi,” tegasnya.

Kegiatan Bimtek ini diharapkan dapat melahirkan agen perubahan yang mampu menerapkan budaya antikorupsi di masyarakat. Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan integritas dan transparansi dalam pemerintahan dapat terus ditingkatkan.(ADV-DISKOMINFO/SMD/MYG)

Loading

By redaksi