SAMARINDA, Cakrawalakaltim.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) kembali menggelar program perjalanan religi gratis bagi para marbot masjid, musala, serta penjaga rumah ibadah lainnya lintas agama. Program ini digagas sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian mereka dalam menjaga kebersihan dan ketertiban tempat ibadah di wilayah Kaltim.
Program yang dijalankan melalui Biro Kesejahteraan Setda Kaltim ini menyasar ratusan penerima dari berbagai latar belakang agama. Untuk tahun 2025, ditargetkan 702 orang penerima dari kalangan Muslim dan 194 dari kalangan non-Muslim. Jumlah ini direncanakan meningkat setiap tahun hingga 2030 mendatang.
“Kalau yang Katolik ke Vatikan, yang Kristen ke Yerusalem, yang Buddha ke Thailand, yang Hindu ke India, dan yang Konghucu ke Cina. Dan mereka dapat, semua dapat,” jelas Kepala Biro Kesejahteraan Setda Kaltim, Dasmiyah, dalam konferensi pers di Kantor Diskominfo Kaltim, Rabu (18/6/2025).
Total anggaran yang digelontorkan untuk pelaksanaan program ini pada tahun 2025 mencapai Rp32 miliar. Dana tersebut digunakan untuk pembiayaan seluruh perjalanan religi bagi marbot dan penjaga rumah ibadah sesuai keyakinan masing-masing. Besaran bantuan disebutkan sama rata tanpa diskriminasi.
“Perjalanan religi ini semua untuk tahun ini ada kurang lebih 32 M. Sama semua, besarannya sama semua,” ungkap Dasmiyah.
Meski menuai apresiasi, program ini juga menimbulkan sejumlah catatan kritis. Publik mempertanyakan mekanisme seleksi penerima manfaat, serta bagaimana jaminan pemerataan distribusi bantuan ke seluruh kabupaten/kota di Kaltim. Selain itu, transparansi penggunaan anggaran juga menjadi sorotan.
Dasmiyah menegaskan bahwa untuk peserta umrah, pemberangkatan baru bisa dilakukan setelah proses pemulangan jemaah haji selesai. Hal ini demi memastikan tidak terjadi pelanggaran terhadap ketentuan ibadah umrah yang masih tertutup sementara.
“Bukan kami nggak menjalankan, tapi memang jemaah haji sekarang lagi pemulangan di Tanah Suci. Dan untuk umrah kan tidak diperkenankan,” jelasnya.
Pemberangkatan peserta umrah dijadwalkan dimulai pada minggu kedua bulan Juli hingga Agustus 2025. Dasmiyah menyebutkan bahwa tanggal 21 Juni mendatang bantuan akan mulai disalurkan kepada para marbot yang sudah terdata.
Program ini, meski penuh niat baik, tetap membutuhkan pengawasan dan evaluasi berkala. Pemerintah daerah diharapkan tidak hanya fokus pada seremonial dan jumlah penerima, tetapi juga memastikan program ini membawa dampak spiritual dan sosial yang setara bagi seluruh penjaga rumah ibadah di Kaltim.
Langkah Pemprov Kaltim mendorong keberagaman dan penghargaan lintas agama patut diapresiasi, namun perlu dijaga agar tidak menimbulkan kesan formalitas belaka. Implementasi yang transparan dan adil akan menentukan keberhasilan program dalam jangka panjang.(MYG)