Kukar, Cakrawalakaltim.com – Tradisi budaya Erau Adat Benua Tuha yang digelar setiap tahun di Desa Sabintulung, Kecamatan Muara Kaman, diyakini sebagai cikal bakal pelaksanaan Erau di Kutai Kartanegara (Kukar). Kegiatan adat ini bahkan telah berlangsung sejak tahun 1926-1927, jauh sebelum Erau dikenal luas di Tenggarong.

Desa Sabintulung sendiri dikenal sebagai tanah sakral tertua dalam wilayah Kerajaan Kutai. Tradisi ini dulunya merupakan ritual adat sebagai bentuk pelaporan hasil bumi kepada sultan.

Dalam pelaksanaannya, upacara berlangsung selama tujuh hari tujuh malam dan diisi dengan sajian makanan serta pertunjukan tari-tarian.

Pada prinsipnya, Erau Adat Benua Tuha adalah bentuk pesta rakyat yang bersifat spiritual dan sosial. Tradisi ini dimaknai sebagai persembahan kepada arwah para raja dan sesepuh Kerajaan Kutai, sekaligus sebagai hiburan bagi warga setempat.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, Puji Utomo, menyebut bahwa peran Sabintulung sangat penting dalam sejarah kebudayaan daerah. Ia menegaskan bahwa sebelum dikenal di ibu kota kabupaten, Erau pertama kali tumbuh dari desa ini.

“Erau Sabintulung berbeda dengan Erau yang ada di Tenggarong. Di sana hanya merupakan penganut salah satu kegiatan Erau. Sebenarnya, sebelum Erau dikenal di Tenggarong, dimulai dulu dari Sabintulung,” kata Puji saat ditemui pada Kamis (17/7/2025).

Menurutnya, keaslian tradisi yang masih terjaga di Sabintulung perlu mendapat perhatian lebih. Karena itu, Disdikbud Kukar secara khusus memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan ritual yang masih mempertahankan bentuk tradisional.

“Disdik tentu punya tanggung jawab atas kegiatan budaya seperti ini. Karena bagian dari sejarah Erau, Dinas memfasilitasi kegiatan tradisional yang ada di sana,” jelasnya.

Salah satu hal yang membedakan Erau Sabintulung dengan Erau Tenggarong adalah fokus kebudayaannya. Jika di ibu kota kabupaten menampilkan ragam seni dari berbagai daerah, Sabintulung justru menonjolkan satu jenis budaya secara konsisten.

“Kebudayaan yang menonjol di sana salah satunya hampir sama dengan yang disini, seperti tarian dan gambus tingkilan. Itu saja yang biasanya ditampilkan,” tandasnya. (adv/diskominfo-kukar)

Loading

By redaksi