SAMARINDA, Cakrawalakaltim.com — Guru-guru swasta dinilai memegang peranan strategis dalam menopang sistem pendidikan di Kota Tepian. Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Ismail Latisi, menekankan bahwa perhatian terhadap kesejahteraan mereka adalah kunci untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah-sekolah.

Pengalaman Ismail sebagai tenaga pendidik di sekolah swasta selama 15 tahun memberinya sudut pandang langsung tentang kondisi guru non-ASN yang kerap harus berjuang keras demi memenuhi kebutuhan rumah tangga.

“Saya tahu persis kondisi guru swasta karena saya pernah berada di posisi itu sejak 2016 hingga 2024. Banyak dari mereka harus mengajar di dua sekolah atau mencari pekerjaan tambahan demi bisa menafkahi keluarga,” ujarnya.

Ia menilai keberadaan insentif dari pemerintah kota Samarinda merupakan hasil perjuangan panjang komunitas guru swasta agar kesejahteraan mereka sedikit meningkat. Meski nilainya masih jauh dari standar penghasilan guru ASN, bantuan itu tetap menjadi nafas tambahan bagi para tenaga pendidik.

“Paling tidak insentif ini bisa menjadi penyambung hidup. Ada guru yang gajinya hanya Rp500 ribu per bulan. Dengan tanggungan keluarga tentu itu sangat tidak cukup,” tutur Ismail.

Menurutnya, peran guru swasta dalam mendidik generasi penerus bangsa tidak boleh dipandang sebelah mata. Karena itu, ia menilai pemerintah provinsi turut mengambil langkah yang tepat dengan menambah subsidi dan layanan perlindungan kesehatan untuk para guru swasta.

“Pemerintah provinsi juga telah menyalurkan bantuan tambahan, termasuk program pelayanan gratis seperti BPJS Kesehatan. Ini adalah langkah konkret yang patut diapresiasi,” lanjutnya.

Ismail menekankan bahwa kesejahteraan guru memiliki kaitan erat dengan kualitas proses belajar-mengajar. Guru yang dihargai secara layak akan bekerja lebih profesional dan berdampak langsung pada motivasi anak didiknya.

“Kalau kesejahteraannya meningkat, tentu berdampak langsung ke kualitas pendidikan. Guru bisa lebih fokus, lebih total dalam mengajar. Jangan sampai anak-anak Gen Z melihat profesi guru sebagai sesuatu yang menyedihkan dan akhirnya enggan masuk ke dunia pendidikan,” tegasnya.

Ismail berharap ke depan, keberpihakan pemerintah terhadap guru swasta terus berlanjut agar profesi pendidik semakin diminati dan mampu menghasilkan generasi unggul di masa depan.(ADV/DPRD SAMARINDA)

Loading

By redaksi