SANGATTA, Cakrawalakaltim.com – Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) dari Daerah Pemilihan (Dapil) VI, Agus Aras, mengungkap hasil reses yang digelar pada 2 hingga 5 Juli 2025 di wilayah Kutai Timur (Kutim). Dalam rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di tujuh titik berbeda, tersebar di Sangatta Utara, Sangatta Selatan, dan Bengalon, aspirasi masyarakat terkait sektor pendidikan mencuat sebagai keluhan paling dominan.
Masalah utama yang banyak disampaikan warga ialah terbatasnya daya tampung SMA/SMK Negeri akibat minimnya jumlah gedung sekolah di berbagai kecamatan.
“Paling dominan yang menjadi persoalan hari ini adalah di sektor pendidikan,” ungkap Agus Aras usai gelaran reses ketujuh di Kutim, dalam Masa Sidang II Tahun 2025.
Agus Aras menjelaskan bahwa permasalahan daya tampung siswa tidak hanya terjadi di pusat kabupaten seperti Sangatta, namun juga di Kecamatan Bengalon. Ia menyebutkan bahwa satu-satunya SMA di wilayah tersebut juga menghadapi kondisi yang serupa.
“Ternyata SMA yang ada di sana (Bengalon) juga tidak mampu untuk menampung tingkat kelulusan siswa SMP,” bebernya.
Permasalahan ini terungkap langsung saat pelaksanaan reses di Bengalon. Menurut informasi dari masyarakat, ada sekitar 200 pelajar lulusan SMP yang tidak tertampung di SMA Negeri Bengalon akibat keterbatasan ruang kelas.
“Itu yang kami dapatkan saat reses di sana. Sehingga masyarakat yang kami datangi di sana meminta supaya ada tambahan ruang kelas baru, khususnya di SMA. Karena cukup besar ternyata, informasinya kurang lebih ada 200-an (pelajar) yang tidak tertampung di SMA Negeri Bengalon,” terang Agus Aras.
Politikus Demokrat itu pun mengapresiasi tingginya kepedulian masyarakat terhadap sektor pendidikan, terutama dalam mendorong pengembangan sumber daya manusia (SDM) di Kutim. Ia menilai hal ini sebagai sinyal positif bahwa warga benar-benar memahami pentingnya pendidikan untuk kemajuan daerah.
“Ini menjadi atensi dan catatan kami bahwa masyarakat yang kami datangi di dapil kami memang sangat konsen dengan peningkatan sumber daya manusia yang ada,” ungkapnya.
Aspirasi yang berhasil dihimpun selama pelaksanaan reses ini, kata Agus, tidak akan dibiarkan begitu saja. Ia berkomitmen untuk memperjuangkannya melalui jalur formal di DPRD Kaltim.
“Tentu sudah kami rangkum, dan akan disampaikan nanti pada saatnya di dalam rapat paripurna yang akan dijadwalkan setelah selesai masa reses ini,” tuturnya.
Selain isu pendidikan, Agus Aras juga menyebut bahwa sejumlah masukan lain turut disampaikan warga di berbagai lokasi reses. Namun ia menegaskan bahwa sektor pendidikan menjadi persoalan yang paling mendesak untuk segera direspons, khususnya dalam hal penambahan fasilitas dan pemerataan infrastruktur sekolah.
Dengan membawa aspirasi pendidikan ke meja paripurna, Agus Aras berharap Pemprov Kaltim dapat merespons cepat kebutuhan infrastruktur pendidikan di Kutim, khususnya penambahan ruang kelas di Bengalon, demi memastikan akses pendidikan yang layak dan merata.(MYG)