SAMARINDA, Cakrawalakaltim.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menggandeng Perum Bulog untuk melakukan intervensi pasokan beras di tengah kondisi stok yang menipis beberapa waktu terakhir. Langkah ini diambil guna meredam kepanikan masyarakat dan menjaga kestabilan harga beras di pasaran.
Pimpinan Cabang Bulog Samarinda, Adi Yanuar, menjelaskan bahwa saat ini pihaknya memiliki stok 8.900 ton beras medium. Stok tersebut disalurkan ke enam kabupaten/kota di wilayah kerja Bulog Samarinda dengan dukungan pemerintah daerah, Kodim, dan Polres dalam proses distribusinya.
“Kami juga sudah menyalurkan bantuan pangan di seluruh wilayah, totalnya mencapai 1.016 ton. Selain itu, ada Gerakan Pangan Murah yang penyalurannya dilakukan melalui pasar pengecer,” ujar Adi, Selasa (19/8/2025).
Menurutnya, selain distribusi langsung ke masyarakat, Bulog juga mulai menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke ritel modern. Tahap awal, penyaluran dilakukan melalui jaringan Indomaret dan Alfamart, sementara pasar modern lokal masih menunggu jadwal penyaluran.
Adi menegaskan harga beras medium yang dijual Bulog tetap stabil.
“Harga di Bulog untuk wilayah II itu Rp11.300 per kilogram, sedangkan harga eceran tertinggi (HET) di pasaran adalah Rp13.100 per kilogram,” jelasnya.
Ia optimistis dengan stok yang ada, kebutuhan masyarakat Samarinda dan sekitarnya masih aman hingga akhir tahun.
“Kalau di gudang kami, stok Insya Allah masih mencukupi hingga Desember 2025,” tambahnya.
Bulog juga menyesuaikan jumlah pasokan beras ke ritel modern berdasarkan permintaan. Mekanisme ini dilakukan melalui purchase order (PO) dari masing-masing jaringan ritel yang kemudian diteruskan kepada masyarakat.
Selain ritel modern, distribusi SPHP juga dilakukan melalui Gerakan Pasar Murah (GPM) di kelurahan-kelurahan, koperasi Merah Putih, hingga program intervensi sosial yang dibantu aparat TNI-Polri. Cara ini diharapkan bisa memperluas jangkauan masyarakat yang membutuhkan beras dengan harga terjangkau.
Bulog menekankan bahwa harga jual di ritel tidak boleh melebihi HET yang telah ditetapkan.
“Harga jual dari gudang ke ritel maksimal Rp56.500 per 5 kilogram, sementara ritel menjual ke masyarakat dengan batas HET Rp65.500 per 5 kilogram. Tidak boleh lebih dari itu,” tegas Adi.
Dengan adanya intervensi ini, pemerintah dan Bulog berharap kestabilan harga beras di Kaltim tetap terjaga. Upaya ini sekaligus memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa stok beras masih aman dan tersedia di berbagai jalur distribusi hingga penghujung tahun.(MYG)