SAMARINDA, Cakrawalakaltim.com – Peringatan Hari Kunjung Perpustakaan 2025 di Kalimantan Timur diwarnai dengan penyelenggaraan lomba cipta dan baca puisi serta acara bedah buku oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kaltim. Kegiatan ini digelar sebagai upaya memperkuat budaya membaca sekaligus memupuk kesadaran literasi di tengah masyarakat.

Plt Kepala DPK Kaltim, Anita Natalia Krisnawati, menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya agenda literasi tersebut.

“Kita semua sehingga dapat bertemu dan bersilaturahim pada hari ini dalam acara Lomba Cipta dan Baca Puisi sekaligus Bedah Buku dalam rangka memperingati Hari Kunjung Perpustakaan DPK Kaltim Tahun 2025,” ucapnya, Selasa (16/9/2025).

Ia mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak yang telah terlibat dalam memeriahkan rangkaian kegiatan.

“Saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bapak Ibu Kepala Bidang Perpustakaan atas inisiatif dan gagasannya untuk menyelenggarakan forum strategis ini di tengah efisiensi anggaran. Tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada para narasumber, dewan juri, dan pegiat literasi yang hadir,” ujarnya.

Menurut Anita, rangkaian kegiatan ini tidak hanya menjadi seremoni tahunan, tetapi juga momentum penting untuk membumikan literasi.

“Tema besar yang kita usung adalah Membumikan Literasi, Menumbuhkan Generasi Emas. Tema ini sejalan dengan visi pembangunan Kaltim 2025–2029, yaitu Kaltim Sukses Menuju Generasi Emas,” jelasnya.

Ia menekankan bahwa visi tersebut adalah arah pembangunan yang difokuskan untuk menyiapkan generasi Kalimantan Timur yang tangguh menghadapi 100 tahun Indonesia Merdeka pada 2045.

“Visi ini bukan hanya slogan, tetapi komitmen kita bersama,” imbuhnya.

Lomba cipta dan baca puisi yang digelar, lanjut Anita, bukan hanya sebatas kompetisi seni sastra.

“Puisi adalah suara hati yang dapat menggugah kesadaran, membangun imajinasi, dan menumbuhkan empati. Melalui puisi, kita diajak lebih peka terhadap lingkungan, budaya, dan dinamika sosial,” paparnya.

Sementara itu, acara bedah buku Kisah-Kisah Samarinda Tempo Dulu menjadi ruang refleksi bagi peserta untuk menyelami sejarah dan kearifan lokal. Menurut Anita, literasi tidak hanya berbicara soal pengetahuan global, tetapi juga pemahaman mendalam atas akar budaya dan identitas daerah.

Kegiatan ini juga melibatkan pelajar, mahasiswa, komunitas literasi, hingga masyarakat umum. Kolaborasi lintas unsur, kata Anita, membuktikan bahwa literasi adalah gerakan bersama yang membutuhkan dukungan semua pihak.

“Literasi harus menjadi gerakan kolektif, bukan hanya pemerintah, tetapi juga dunia pendidikan, komunitas, bahkan keluarga. Dengan begitu, ekosistem literasi di Kaltim semakin kuat,” ungkapnya.

Anita menutup sambutannya dengan ajakan agar peringatan Hari Kunjung Perpustakaan dijadikan tonggak memperkokoh budaya membaca.

“Dengan literasi yang membumi, kita optimistis dapat melahirkan generasi emas 2045 yang membawa bangsa menuju kejayaan,” tandasnya.(MYG)

Loading

By redaksi