Kukar, Cakrawalakaltim.com – Transformasi ekonomi di Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar), mulai terasa nyata.

Jika dulu masyarakat setempat lebih banyak bergantung pada sektor tambang, kini pemberdayaan manusia menjadi arah baru pembangunan daerah.

Sebanyak 102 peserta, mayoritas ibu rumah tangga, lulus program pendidikan kesetaraan sekaligus menerima pelatihan tata boga dan pengolahan makanan tradisional.

“Bagi ibu-ibu yang belajar tata boga, setelah menerima ijazah Paket C, mereka dibekali keterampilan membuat kue, masakan bergizi, dan memanfaatkan bahan lokal yang kini bisa menjadi usaha mandiri atau bahkan menjadi mitra bisnis baru bagi industri lokal seperti MHU,” ujar Aulia, pada Senin (8/9/2025).

Pelatihan ini bukan sekadar menambah pengetahuan, tetapi juga membuka peluang usaha baru. Para ibu lulusan mulai merintis kelompok usaha desa dan dapur umum. Langkah tersebut bahkan terhubung dengan program Makan Bergizi Gratis yang digagas Presiden Prabowo Subianto.

Kolaborasi dengan dunia usaha menjadi penopang penting. PT Multi Harapan Utama (MHU) lewat program tanggung jawab sosial (CSR) mendukung pengembangan keterampilan masyarakat.

Dari data PKBM Putri Karang Melenu, tercatat 30 persen lulusannya sudah menjalin kerja sama dengan MHU, antara lain dalam penyediaan makanan sehat untuk karyawan hingga pendirian mini-produksi di sekitar area operasi tambang.

“Kami menyambut baik kolaborasi ini. MHU tak hanya ingin bertanggung jawab di lingkungan kami ini, MHU ingin berkontribusi secara nyata terhadap kesejahteraan masyarakat,” kata Bupati Kukar.

Ia menegaskan bahwa keterlibatan perusahaan tambang harus memberi dampak jangka panjang bagi masyarakat.

“Melalui program ini, kami membantu mengarahkan potensi sumber daya manusia lokal ke arah yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” tambahnya.

Transformasi ini dipandang sebagai titik balik penting bagi Loa Kulu. Perekonomian berbasis tambang yang rentan krisis kini mulai digerakkan melalui kekuatan lokal.

“Kekuatan terbesar bukan di tambang tapi di tangan ibu-ibu yang bisa mengekspresikan kekuatan lokal lewat dapur, kue, dan makanan bergizi,” tegas Aulia.

Ia juga menekankan pentingnya membangun ketahanan ekonomi dari bawah, MHU bukan hanya perusahaan batu bara, MHU kini adalah mitra keberlanjutan.

“Di tengah ancaman ketergantungan pada satu sektor, inilah bentuk tahanan paling realistis dan penuh harapan, yakni ekonomi yang dibangun dari bawah, di dapur, dan diteguhkan oleh kepemimpinan yang tanggap terhadap lingkungan dan manusia,” tutupnya. (adv/diskominfo-kukar)

Loading

By redaksi