SAMARINDA, Cakrawalakaltim.com – Momentum Hari Kunjung Perpustakaan dimanfaatkan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kalimantan Timur untuk menanamkan budaya literasi sejak dini. Melalui kegiatan mendengarkan dongeng, ratusan anak sekolah dasar diajak mengenal perpustakaan sebagai ruang belajar sekaligus tempat wisata literasi.
Plt Kepala DPK Kaltim, Anita Natalia Krisnawati, menjelaskan kegiatan tersebut menghadirkan pendongeng Bunda Setiawati, yang juga pengurus Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB).
“Beliau adalah seorang pengajar PAUD dan terbiasa mendongeng. Untuk kegiatan ini kami mengundang 200 anak dari 10 kecamatan di Samarinda,” terangnya, Rabu (17/9/2025).
Setiap kecamatan mengirimkan 20 perwakilan siswa yang hadir bersama guru dan orang tua. Anita menyebut pola ini dipilih agar setiap kecamatan bisa meneruskan pengalaman literasi ke sekolah-sekolah lain di wilayahnya.
Menurut Anita, kegiatan mendongeng sekaligus menjadi pengenalan bahwa perpustakaan bukan hanya ruang baca, melainkan juga sarana edukasi kreatif.
“Kami sering menerima kunjungan dari PAUD, TK, SD, hingga SMA. Biasanya, selain membaca, anak-anak diajak mendengarkan dongeng dengan tema sesuai permintaan sekolah,” ujarnya.
Ia menilai metode dongeng efektif untuk memantik imajinasi anak dan membangkitkan rasa ingin tahu terhadap buku. Melalui cerita, anak-anak juga diajak belajar tentang nilai kehidupan, seperti adab kepada orang tua atau pesan moral lainnya.
Selain dongeng, DPK Kaltim juga menyediakan program library tour. Dalam kunjungan ini, siswa dikenalkan dengan koleksi perpustakaan, layanan digital, hingga tata kelola perpustakaan. Dengan begitu, mereka mendapat pengalaman menyenangkan sekaligus edukatif.
“Konsepnya adalah wisata literasi. Jadi anak-anak merasa datang ke perpustakaan bukan hanya untuk membaca, tapi juga belajar dengan cara yang menyenangkan,” jelas Anita.
DPK Kaltim berkomitmen memperluas akses layanan literasi ke berbagai lapisan masyarakat. Kehadiran siswa dari tiap kecamatan diharapkan menjadi perpanjangan tangan untuk memperkenalkan DPK Kaltim ke sekolah lain.
Di sisi lain, kegiatan semacam ini menjadi strategi menghadapi tantangan rendahnya minat baca di tengah gempuran teknologi digital. Menurut Anita, pendekatan yang kreatif dan adaptif sangat diperlukan agar perpustakaan tetap relevan.
“Harapan kami, anak-anak terbiasa melihat perpustakaan sebagai bagian dari hidup mereka. Jadi bukan hanya tempat pinjam buku, tapi ruang belajar, ruang berimajinasi, dan ruang menumbuhkan literasi,” pungkasnya.(MYG)