SENDAWAR, Cakrawalakaltim.com – Pukulan rotan yang menggelegar dan sorak sorai penonton menandai dimulainya Festival Dahau Kutai Barat (Kubar) 2025. Di tengah kemeriahan pembukaan yang digelar di Taman Budaya Sendawar, Kamis (23/10/2025), perhatian utama tertuju pada Behempas, olahraga tradisional Suku Dayak Benuaq, yang menampilkan adu ketangkasan, kekuatan, dan keberanian para petarung di arena.
Behempas bukan sekadar pertarungan fisik; ia adalah ritual warisan leluhur Dayak Benuaq yang telah dipertahankan selama generasi. Olahraga ekstrem ini menguji nyali para peserta yang harus saling serang dan bertahan menggunakan sebatang rotan. Biasanya dihelat dalam perayaan besar atau upacara adat, tradisi ini memancarkan nilai-nilai luhur mengenai sportivitas, kecepatan, dan ketahanan fisik.
Gelaran Behempas 2025 secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Kutai Barat, H. Nanang Adriani. Dalam pidatonya, Nanang memuji dedikasi masyarakat dalam memelihara identitas kultural tersebut. Ia menekankan bahwa Behempas memiliki makna yang jauh lebih dalam bagi komunitas: “Ini bukan sekadar pertarungan fisik, tetapi cerminan keberanian dan ketangguhan sejati yang dimiliki oleh masyarakat Dayak Benuaq,” ujarnya. “Pemerintah daerah berkomitmen penuh untuk mendukung setiap upaya pelestarian budaya semacam ini.”
Suasana semakin memanas di tengah arena yang dipadati penonton setelah tarian Behempas dipertunjukkan sebagai pengantar laga. Tercatat 59 atlet ambil bagian dalam kompetisi tahun ini, menjadikannya salah satu pelaksanaan Behempas dengan partisipasi tertinggi. Mereka terdiri dari 48 pria dan 11 wanita yang datang dari berbagai kecamatan di Kutai Barat, bahkan beberapa perwakilan dari Kabupaten Kutai Kartanegara turut meramaikan gelanggang.
Salah satu momen paling disorot adalah meningkatnya partisipasi atlet putri. Dalam laga pembuka yang menarik perhatian, Viona dan Rosita, keduanya perwakilan dari Kecamatan Siluq Ngurai, saling melancarkan sabetan rotan dalam sebuah duel yang intens dan penuh energi. Kehadiran para kontestan perempuan ini menegaskan bahwa warisan tradisional ini kini semakin inklusif, meruntuhkan batasan gender dalam upaya melestarikan dan menghidupkan kembali budaya leluhur.
Dengan tingginya antusiasme baik dari kontestan maupun hadirin, Behempas berhasil mengukuhkan posisinya sebagai penanda penting identitas Suku Dayak Benuaq. Pemerintah Kabupaten Kutai Barat berharap festival budaya ini dapat berfungsi ganda: sebagai sarana promosi pariwisata yang unik, sekaligus memperkokoh semangat kebersamaan dan menumbuhkan kebanggaan kolektif terhadap kekayaan warisan leluhur mereka. (AD/ADV-DISKOMINFOKUBAR)
![]()
