Samarinda, Cakrawalakaltim.com – Perundungan atau bullying menjadi fenomena yang cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, kerap memberi dampak yang cukup panjang dari emosi negatif setiap korban perundungan yang berupa perasaan rendah diri.
Berdasarkan riset PISA 2018, Indonesia berada di posisi lima dari 78 negara dengan kasus bullying terbanyak. Sebanyak 41.1% anak dan remaja di Indonesia mengaku menjadi korban bullying. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat 37.381 pengaduan kekerasan terhadap anak dari 2011 hingga 2019, dengan kasus perundungan mencapai 2.473 laporan dan trennya terus meningkat.
Atas dasar tersebut, Prodi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Mulawarman (Unmul) menggelar Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berupa workshop pembuatan poster anti-bullying di SMP Negeri 7 Samarinda, Kamis (8/8/2024). Menurut Ketua Pelaksana kegiatan workshop ini, Yayuk Anggraini, pelaksanaan dilaksanakan di sekolah sebab salah satu tempat dengan tindakan perundungan terbanyak adalah sekolah.
Yayuk mengutip data dari KPAI yang menyebutkan bahwa ada sekitar 3800 kasus perundungan yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2023. Hampir separuhnya terjadi di lingkungan sekolah termasuk juga pondok pesantren. Jika di persentasekan hampir 30-40 % dari keseluruhan kasus terjadi di sekolah.
“Kegiatan ini kami lakukan di sekolah sehingga kami harapkan bisa menjadi bentuk edukasi, advokasi sekaligus mengasah kreativitas serta imajinasi para siswa. Bahwa, mengasah imajinasi serta kreativitas tersebut bisa menjadi sarana membangun karakter seorang siswa, menumbuhkan rasa percaya diri,memperhalus budi pekerti,” jelas Yayuk yang merupakan dosen Hubungan Internasional FISIP Unmul.
Lebih lanjut Yayuk menjelaskan, adapun langkah kegiatan tersebut adalah melakukan sosialiasasi pengetahuan tentang bullying serta dampaknya terhadap orang lain yang bisa berakibat fatal bagi korban. Selanjutnya memberikan pengetahuan teori dan praktek pembuatan poster terkait konten yang perlu ditekankan dan tekniknya. Sesi ini akan dilakukan oleh mitra professional yang ahli dibidang desain poster.
Harapannya, hasil kegiatan ini dapat disebarluaskan ke siswa lainnya sebagai upaya pencegahan dan membangun kesadaran untuk anti-bullying.

Tim PKM FISIP Unmul ini melibatkan dosen dan mahasiswa yakni dari tim dosen adalah Yayuk Anggraini, Frentika Wahyu Retnowatik, Frisca Alexandra, dan tim mahasiswa adalah Muhammad Faris Firjatullah Faisa dan Esmeralda Jeanifer Ina Tokan. Sekitar dua puluh siswa SMPN 7 Samarinda mengikuti pelatihan pembuatan poster dan sosialisasi anti bullying. Hadir sebagai pemateri pelatihan pembuatan poster dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Susiyo Guntur.
Pihak sekolah SMPN 7 Samarinda yang juga menjadi Penanggung Jawab kegiatan PKM tersebut, Lenny Mariastuty Sihotang mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh FISIP Unmul.
“Kegiatan yang dilaksanakan FISIP Unmul sangat bagus sekali. Apalagi SMPN 7 Samarinda sangat konsen terhadap kasus bullying yang banyak terjadi di sekolah,” ujarnya.
Bahkan pihaknya akan melakukan seleksi Duta Anti-Bullying. Duta ini kelak akan dibina untuk menjadi kader dan penyampai informasi kepada khalayak khususnya siswa SMPN 7 Samarinda terkait penanganan, pencegahan, anti bullying, dan kekerasan terhadap anak.
“Kegiatan FISIP ini sejalan dengan kami. Sehingga sangat bagus diadakan di sekolah kami. Kita tahu, ada beberapa anak-anak yang mungkin terkena bully pada dirinya tapi tidak berani melapor. Biasanya mereka berani terbuka dengan teman sebaya. Kalau lapor sekolah dianggap tukang lapor atau cepu. Melalui kader yang dapat curhatan ini dapat ditindaklanjutin oleh kader atau leader,” tutupnya. (AD)
![]()
