SAMARINDA, Cakrawalakaltim.com – Dinas Kesehatan Kota Samarinda melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, dr. Rudy Agus Riyanto, menegaskan bahwa Puskesmas di Kota Samarinda harus siap bertransformasi menjadi Puskesmas yang memberikan pelayanan 24 jam, khususnya dalam layanan persalinan. Pernyataan ini disampaikan saat Orientasi Program Integrasi Layanan Primer (ILP) yang berlangsung pada Senin, 11 November 2024, di Hotel Mercure Samarinda, yang dihadiri oleh perwakilan tenaga kesehatan (nakes) dari 13 Puskesmas di Samarinda.
Dr. Rudy menjelaskan bahwa kebijakan BPJS Kesehatan yang baru mengharuskan Puskesmas untuk mengambil alih peran dalam persalinan normal. Mulai tahun ini, BPJS Kesehatan akan mulai ketat dalam pembiayaan persalinan normal yang dilakukan di rumah sakit. Sebagai konsekuensinya, persalinan normal yang sebelumnya dapat dilakukan di rumah sakit akan diarahkan ke Puskesmas.
“Puskesmas rawat inap perlahan akan mulai dihilangkan, dan sebagai gantinya, Puskesmas akan bertransformasi menjadi Puskesmas pelayanan 24 jam untuk persalinan. Ini merupakan langkah penting agar layanan persalinan tetap terjamin dan sesuai dengan kebijakan BPJS yang mulai memberlakukan pembatasan biaya untuk persalinan normal di rumah sakit,” ujar dr. Rudy.
Sebagai bagian dari kebijakan ini, Puskesmas di Samarinda diharapkan dapat meningkatkan kapasitasnya untuk memberikan pelayanan persalinan sepanjang waktu. Hal ini mencakup penyediaan tenaga medis yang siap sedia dan fasilitas yang memadai untuk menangani persalinan 24 jam.
Dalam kegiatan orientasi ILP yang berlangsung hingga 13 November 2024, dr. Rudy menekankan pentingnya persiapan dan penguatan kemampuan Puskesmas dalam hal ini, termasuk dengan menambah tenaga kesehatan yang memiliki keahlian di bidang persalinan dan ginekologi.
Puskesmas, menurutnya, harus bisa menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi ibu hamil yang ingin melahirkan dengan aman di bawah pengawasan tenaga medis yang kompeten.
Kegiatan orientasi ini diikuti oleh perwakilan dari berbagai puskesmas di Samarinda, yang terdiri dari tenaga manajemen, dokter, bidan atau perawat, serta promosi kesehatan. Mereka dibekali informasi mengenai pentingnya integrasi layanan kesehatan di tingkat primer, serta kesiapan Puskesmas dalam memberikan layanan persalinan yang maksimal.
Dengan adanya perubahan ini, dr. Rudy berharap Puskesmas dapat lebih siap dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, terutama ibu hamil dan bayi baru lahir, yang membutuhkan perhatian khusus dan pelayanan medis yang optimal.
Selain itu, perubahan ini diharapkan dapat mengurangi tekanan pada rumah sakit dan meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang lebih terjangkau.(zz)