SAMARINDA, Cakrawalakaltim.com – Wakil Ketua DPRD Samarinda, Ahmad Vananzda, menyoroti berbagai persoalan yang masih menjadi keluhan warga, mulai dari infrastruktur hingga persoalan sosial. Namun, salah satu yang paling mencolok adalah distribusi elpiji 3 kilogram yang hingga kini masih bermasalah.
Ahmad mengungkapkan bahwa dari lima daerah pemilihan (dapil) di Samarinda, keluhan yang disampaikan warga hampir seragam. Infrastruktur dasar seperti air bersih, listrik, pendidikan, dan kesehatan masih menjadi perhatian utama. Namun, antrean panjang masyarakat untuk mendapatkan elpiji subsidi menjadi masalah yang terus berulang.
“Pendistribusiannya sepertinya tidak merata. Bisa jadi Pertamina menempatkan tabung-tabung gas di daerah yang penduduknya sedikit, sementara di daerah yang padat penduduk, suplai justru kurang,” jelas Ahmad.
Ia menambahkan bahwa antrean panjang di pangkalan elpiji 3 kg bukan hanya menandakan kelangkaan, tetapi juga sistem distribusi yang belum optimal. Akibatnya, banyak warga yang kesulitan mendapatkan gas subsidi yang seharusnya diperuntukkan bagi mereka yang berhak.
Meski demikian, Ahmad mengakui bahwa Pemerintah Kota Samarinda telah berupaya untuk mengatasi masalah ini. Namun, ia juga menekankan bahwa kepuasan masyarakat tidak bisa didapat secara instan dan butuh perbaikan berkelanjutan.
“Pemerintah sudah berusaha, tapi tentu tidak bisa langsung memuaskan semua pihak. Yang penting ada evaluasi dan langkah konkret untuk memperbaiki distribusi ke depan,” tutupnya.
Dengan adanya sorotan ini, diharapkan Pemkot Samarinda dan Pertamina dapat duduk bersama untuk mencari solusi yang lebih efektif agar distribusi elpiji 3 kg tidak lagi menjadi persoalan yang berulang setiap tahun.(ADV*)