SAMARINDA, Cakrawalakaltim.com – Anggota DPRD Samarinda, Iswandi, menilai penerapan sistem zonasi dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) masih belum adil dan berpotensi menimbulkan ketimpangan dalam dunia pendidikan. Menurutnya, sistem ini hanya akan efektif jika kualitas sekolah di Samarinda sudah merata.  

Iswandi menyoroti bahwa zonasi memberikan keuntungan bagi siswa yang tinggal dekat dengan sekolah tanpa mempertimbangkan aspek akademik. Hal ini, menurutnya, dapat membuat siswa cenderung meremehkan proses belajar karena merasa pasti diterima di sekolah terdekat.  

“Ini prioritas untuk orang-orang yang dekat sekolah. Bahasanya, saya punya anak, eh nggak usah belajar kamu, pasti keterima, jarakmu cuma 100 meter,” ujarnya.  

Ia menegaskan bahwa sebelum menerapkan sistem zonasi, pemerintah harus terlebih dahulu membenahi kualitas pendidikan di semua sekolah agar tidak ada kesenjangan antara sekolah favorit dan non-favorit.  

“Artinya kita benahi dulu semua sekolahnya, standarnya sama. Jadi tidak ada lagi SMP A itu bagus, SMP B itu bagus. Mau SMP C dan D sampai nanti sama,” usulnya.  

Menurut Iswandi, jika kualitas sekolah sudah merata, maka sistem zonasi bisa berjalan dengan lebih adil dan tidak menimbulkan kecemburuan di masyarakat. Selain itu, ia juga mengingatkan agar sistem ini tidak menjadi celah bagi komersialisasi pendidikan yang justru bisa merugikan siswa dan orang tua.  

DPRD Samarinda berencana mendorong pemerintah daerah untuk mengevaluasi kebijakan ini dan memastikan bahwa penerapan sistem zonasi benar-benar membawa manfaat bagi pemerataan pendidikan di kota tersebut.(ADV*) 

Loading

By redaksi