SAMARINDA, Cakrawalakaltim.com — Upaya penataan Pasar Segiri mulai menunjukkan tanda-tanda perubahan. Namun, tantangan klasik seperti persoalan parkir dan perilaku pengguna pasar masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah kota.

Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Maswedi, menilai bahwa arah penataan yang dijalankan Pemkot saat ini sudah berada di jalur yang tepat. Menurutnya, sebagai pusat perdagangan rakyat yang sudah berusia puluhan tahun, Pasar Segiri membutuhkan pendekatan yang bukan hanya fisik, tetapi juga sosial.

“Penataan tidak bisa langsung terlihat hasilnya. Tapi sekarang sudah mulai ada perbaikan, dan ini langkah awal yang patut diapresiasi,” ujarnya.

Salah satu sorotan Maswedi adalah kondisi parkir di lorong utama pasar, yang seringkali menimbulkan kemacetan dan ketidaknyamanan bagi pengunjung. Namun ia mengapresiasi pembangunan area parkir baru di bagian belakang pasar, yang dianggapnya sebagai solusi strategis.

“Pemerintah jangan hanya bangun fisiknya saja. Sosialisasi juga harus dilakukan supaya pedagang dan pengunjung tahu dan mau berpindah dari kebiasaan lama,” tegas politisi Partai NasDem ini.

Menurutnya, perubahan fisik hanya akan berdampak jangka panjang jika dibarengi dengan perubahan budaya. Ia menekankan pentingnya pendekatan persuasif dan edukatif, terutama dari instansi teknis seperti Dinas Perhubungan (Dishub), dalam mendorong penggunaan fasilitas yang sudah disiapkan.

“Kalau masyarakat diajak bicara dan diberi pemahaman, perubahan itu lebih mudah diterima. Jangan sampai penataan berhenti di papan proyek,” tandasnya.

Maswedi juga menyoroti bahwa revitalisasi Pasar Segiri harus dilihat dalam konteks yang lebih luas. Yaitu, sebagai bagian dari program pemerintah kota untuk menata wajah kota dan mengurangi kawasan kumuh. Ia mengaitkannya dengan relokasi bantaran sungai dan penertiban zona hijau yang telah lebih dulu dijalankan.

“Sudah ada relokasi bantaran sungai, penertiban zona hijau, dan ini berpengaruh juga ke kawasan sekitar pasar. Artinya, sudah ada progres,” tambahnya.

Lebih dari sekadar pasar tradisional, Maswedi meyakini Pasar Segiri bisa berkembang menjadi ruang publik yang lebih manusiawi dan inklusif. Karena itu, ia menekankan pentingnya komitmen jangka panjang dari pemerintah dan semua pemangku kepentingan.

“Kita ingin Segiri jadi tempat yang ramah, bukan hanya untuk transaksi jual beli, tapi juga untuk warga merasa nyaman. Tapi semua itu butuh waktu dan komitmen jangka panjang,” pungkasnya.(ADV/DPRD SAMARINDA) 

Loading

By redaksi