SAMARINDA, Cakrawalakaltim.com – Terowongan Samarinda yang hampir rampung dengan progres mencapai 98 persen, ternyata masih menyisakan catatan penting terkait aspek keselamatan. Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, menyoroti minimnya jumlah blower yang terpasang di dalam terowongan.
Dalam peninjauan yang dilakukan Komisi III, Deni menyebut hanya dua blower yang telah terpasang. Padahal, sesuai informasi awal, terowongan tersebut membutuhkan enam blower untuk mendukung sirkulasi udara yang optimal.
“Secara keseluruhan, progres pekerjaan sudah mencapai sekitar 98 persen. Namun, ada catatan penting terkait sistem blower. Saat ini, baru terpasang dua unit blower, padahal seharusnya ada enam unit,” ujar Deni kepada awak media.
Menurutnya, kekurangan blower ini kemungkinan besar disebabkan oleh penambahan panjang terowongan sekitar 72 meter. Dengan perubahan ini, kebutuhan blower pun ikut bertambah dari enam menjadi sepuluh unit.
Penambahan panjang ini, lanjut Deni, tentu berimplikasi pada sistem ventilasi, yang krusial untuk keselamatan pengguna terowongan.
“Dengan penambahan tersebut, dibutuhkan tambahan dua blower lagi, sehingga total menjadi 10 unit,” jelasnya.
Komisi III pun akan meminta penjelasan teknis dari pihak perencana dan konsultan proyek untuk memastikan penyediaan blower sesuai standar. “Ini juga menjadi perhatian kami dan akan kami tindak lanjuti saat perencana dan konsultan hadir menjelaskan secara teknis kepada kami,” tegasnya.
Terowongan yang menjadi proyek strategis Kota Samarinda ini ditargetkan menjadi ikon infrastruktur modern. Namun, DPRD menilai bahwa keandalan sistem ventilasi tidak boleh luput dari perhatian demi menjamin keamanan masyarakat.(ADV/DPRD SAMARINDA)