Kalimantan Utara, Cakrawalakaltim.com – 20 Februari 2024 – Sementara PEPIJA merayakan kesuksesan program “Jelantah Station,” beberapa pihak mengajukan pertanyaan kritis.

Apakah inovasi ini merupakan usaha serius dalam pemulihan lingkungan atau hanya gaya hidup anak muda? Dalam wawancara eksklusif dengan Adinda Rahmadhani, anggota PEPIJA, dia menyatakan, “Indonesia mengalami krisis iklim, dan kami merasa sebagai anak muda, kami harus melakukan upaya semampu kami dalam mengolah limbah dan sampah.”

Namun, ada skeptisisme terkait keberlanjutan proyek ini dan sejauh mana dampak positifnya dapat dirasakan oleh masyarakat umum. Beberapa kalangan menilai bahwa inisiatif PEPIJA mungkin hanya bersifat simbolis dan belum tentu mengatasi akar permasalahan lingkungan.

Dalam tanggapan terhadap kritik tersebut, Andhika Januardyh, anggota PEPIJA lainnya, menyebutkan, “Kami sadar bahwa ini bukan hanya tentang gaya hidup. Kami bekerja sama erat dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk mensosialisasikan bahaya penggunaan minyak jelantah. Ini adalah langkah nyata dalam membawa kesadaran kepada masyarakat.”

Seiring waktu, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terjawab apakah PEPIJA hanya mewakili tren atau benar-benar menjadi agen perubahan positif dalam melestarikan lingkungan. (AD)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *