Samarinda, Cakrawalakaltim.com – Dalam rangka memperingati Hari Kearsipan Nasional, Dinas Kearsipan Kalimantan Timur menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) yang berlangsung dari tanggal 28 hingga 30 Mei 2024 di Hotel Mercure, Samarinda.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang diskusi kearsipan, tetapi juga menampilkan pameran yang melibatkan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal yang berasal dari Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur.
“Di sini ada 20-an stand, ada 10 stand dari ANRI, ada 10 stand dari UMKM Kabupaten/Kota di Kaltim,” ungkap Kepala Dinas Kearsipan Nasional Kalimantan Timur, Drs. Muhammad Syafranuddin, MM saat menghadiri pembukaan Rakornas HKN 2024 pada Selasa (28/5/24).
Pameran ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep digitalisasi kearsipan dan mempromosikan budaya Kaltim kepada peserta Rakornas.
“Pameran ini bertujuan untuk memperkenalkan bagaimana konsep digitalisasi kearsipan, dan juga untuk memperkenalkan budaya Kaltim ke masyarakat Indonesia yang mewakili Rakornas kali ini,” lanjutnya.
Salah satu ekshibisi utama dalam pameran ini adalah stand yang menampilkan inovasi digital terbaru dari ANRI. “Ini memperkenalkan Coding dan Artificial Intelligence dengan konsep capture gambar pengunjung dengan latar putih, kemudian bisa menghasilkan backround canggih dan rupa superhero, dan lain-lain, tanpa perlu di edit,” jelas Beni Oktavianto, Sub Bidang Pameran di ANRI.
Menurut Beni, teknologi AI ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia dan di Kalimantan. “Konsep AI diusung karena ini pertama kali di Indonesia, dan juga pertama kali bagi Kalimantan. Kami mengangkat konsep teknologi yang saat ini sedang tren, jadi peminatnya pasti banyak,” tambahnya.
Stand ini menunjukkan bagaimana pemrograman IT dengan bahasa program yang telah dimodifikasi dapat menghasilkan gambar tanpa perlu pengeditan lebih lanjut.
Selain pameran teknologi, Rakornas ini juga menyuguhkan pameran sejarah yang berfokus pada tema ‘Pindah’, mengingat rencana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara.
“Kami mengusung tema ‘Pindah’ karena memang rencana kita akan pindah dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara. Ternyata berpindah ini bukan pertama kali bagi kita, Indonesia sudah beberapa kali berpindah ibu kota,” ujar Suryagung, Ketua Tim Penerbitan Naskah, Arsip, dan Pameran.
Suryagung menjelaskan bahwa sejarah perpindahan ibu kota ini dimulai dari zaman Kerajaan Mataram Islam di Jawa Tengah yang pindah ke Jawa Timur, lalu ke Kerta dan Kota Gede. Kemudian, rencana perpindahan dari Batavia ke Bandung, dari Jogja kembali ke Jakarta, hingga rencana-rencana lainnya seperti ke Palangkaraya dan Jonggol.
Semua arsip sejarah ini dihadirkan dalam pameran, bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalimantan Timur (DPK Kaltim).
“Kerajaan tertua di Indonesia juga berasal dari Kaltim ya, kerajaan Kutai, kemudian saat ini kembali lagi ke Kaltim,” lanjut Suryagung.
Hal ini menggarisbawahi pentingnya Kalimantan Timur dalam sejarah panjang perpindahan ibu kota di Indonesia.
Rakornas HKN 2024 ini juga menyoroti tantangan dan persiapan yang diperlukan dalam menghadapi perpindahan ibu kota dan kemajuan teknologi di masa depan.
“Pemindahan ibu kota itu tidak mudah, memerlukan infrastruktur dan lain-lain, sehingga memang harus dipersiapkan dalam menghadapi kemajuan teknologi di masa mendatang,” ujar Suryagung.
Dengan kombinasi antara inovasi digital dan presentasi sejarah yang kaya, Rakornas Hari Kearsipan Nasional 2024 di Samarinda ini tidak hanya memperkaya wawasan para peserta tetapi juga mempromosikan pentingnya kearsipan dalam menjaga sejarah dan mempersiapkan masa depan. (AD)