Samarinda, Cakrawalakaltim– Arif Noor Gunawan dan Nadya Pradita Hosensyah, selaku Duta Pariwisata Kalimantan Timur 2023, dengan bangga meluncurkan Batik Pampang 2024 dalam acara Festival Budaya Dayak Kenyah 2024 yang diadakan di Desa Budaya Pampang, Kota Samarinda.
Inisiatif ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mempromosikan keindahan serta kekayaan budaya Dayak Kenyah melalui motif-motif batik khas daerah tersebut.
Dalam pernyataannya, Nadya Pradita Hosensyah menjelaskan filosofi di balik nama Batik Pampang yang merupakan singkatan dari Kampung Batik Pampang.

“Putik Pampang diambil dari kata ‘putik’, yang melambangkan harapan akan berkembangnya sesuatu. Kami berharap program ini tidak hanya menjadi inisiatif sementara, tetapi langkah nyata untuk membangun UMKM di sekitar Desa Budaya Pampang. Dengan demikian, manfaat ekonomi, sosial, dan pemberdayaan masyarakat dapat dirasakan secara menyeluruh,” kata Nadya.
Arif Noor Gunawan menambahkan bahwa keputusan memilih Desa Budaya Pampang sebagai sasaran program Duta Wisata tidaklah mudah.

“Awalnya, kami memiliki dua pilihan, yaitu Kampung Ketupat dan Desa Budaya Pampang. Namun, akhirnya kami memilih Desa Budaya Pampang karena kami berdua merasa bahwa desa ini memiliki nilai budaya yang sangat kental,” ungkap Arif.
Dalam upaya melindungi dan mempromosikan Batik Pampang, Arif dan Nadya telah mengambil langkah-langkah hukum yang penting.
“Kami sudah memiliki dua HAKI, yaitu Hak Cipta yang kami kolaborasikan dengan Kai Syahril Darmawi selaku owner Borneo Craft Indonesia, yang diajukan sejak bulan Juli, ketika festival panen. Kemudian, yang kedua adalah Hak Merek Dagang yang diajukan dari bulan Maret hingga Mei, untuk memperkuat sektor ekonomi di Desa Budaya Pampang,” jelas Nadya.
Motif Batik Pampang yang diambil dari budaya Dayak Kenyah mencerminkan keunikan dan kekayaan lokal.
“Motif Pampang ini kami ambil dari tanahnya orang Dayak, jadi ada burung Enggang dan Macan, yang melambangkan keberanian, kebersamaan, dan persatuan. Orang Dayak memiliki sifat komunal yang kuat, selalu bersama-sama,” kata Nadya.

Melalui adaptasi tradisi, Arif dan Nadya berupaya menginovasi dan merepresentasikan Desa Budaya Pampang secara lebih luas.
“Kami mengadaptasi dari tradisi karena kami ingin menginovasi tradisi tersebut, menyongsong masa depan dengan tetap menghargai akar budaya,” tambah Arif.
Rencana mereka ke depan adalah membawa Batik Pampang ke kancah nasional dalam ajang pemilihan Duta Wisata Nasional.
“Ini akan kami bawa ke ajang pemilihan Duta Wisata Nasional, sehingga Batik Pampang bisa dikenal lebih luas,” kata Nadya.

Produk batik ini sendiri sangat beragam penggunaannya, mulai dari kemeja, blouse, hingga rok, tergantung kreativitas dari pembeli.
Dengan harga dibanderol Rp. 250.000, Batik Pampang diharapkan dapat diterima oleh berbagai kalangan.
Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat mengunjungi website resmi mereka di putikpampang.com.
Peluncuran Batik Pampang 2024 ini menjadi langkah awal untuk melestarikan budaya Dayak Kenyah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. (AD)