Tarakan, Cakrawalakaltim.com – PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Regional 3 Zona 10 Tarakan Field dan PT Pertamina Gas Negara (PGN) area Tarakan memulai langkah awal pengembangan dan distribusi alat pendeteksi kebocoran gas berbasis Internet of Things (IoT).
Langkah itu bermula di kantor PGN, Jalan Mulawarman, Kota Tarakan tepatnya pada Jumat (1/3/24). Alat tersebut merupakan hasil dari penelitian Ferdianto YAP, Mahasiswa Universitas Muhammadiah Jember (UMJ) dengan Abrar Putra Siregar, Comrel & CID Pertamina Tarakan Field sebagai pembimbing.
Ferdianto mengungkapkan bahwa IoT merupakan jaringan fisik yang dipasang pada sensor, software, dan teknologi lain dengan tujuan agar bisa terhubung dan bertukar data antar device menggunakan jaringan internet.
“Jadi IoT ini jaringan fisik yang biasanya ada di sensor dan software tapi bisa juga di teknologi lain, nah tujuan IoT ini agar kami bisa menghubungkan antar device yang terpasang,” ungkap Ferdianto.
Pada inovasi kali ini Ferdianto memasang jaringan tersebut kepada sensor gas yang nantinya dapat terhubung dengan ponsel teknisi PGN melalui aplikasi yang akan ia kembangkan juga.
Harapannya dengan pendistribusian alat ini pihak PGN dapat dengan cepat mendeteksi kebocoran gas secara akurat, sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan dan kerugian akibat kebocoran gas.
Selain itu, dengan adanya teknologi IoT, diharapkan monitoring terhadap infrastruktur gas dapat dilakukan secara real-time dan efisien, sehingga memungkinkan untuk mengambil tindakan pencegahan atau perbaikan dengan cepat sebelum terjadi kebocoran yang lebih besar.
Sehingga, mampu meningkatkan keselamatan masyarakat Kota Tarakan serta memperkuat infrastruktur energi nasional secara keseluruhan.
Pada kesempatan yang sama Tim Magang PHI yang beranggotakan Cinta Naswa Andyna Maharani (Mahasiswa Binus University), Muhammad Fathurrahman Rovery (Alumni SMAN 1 Tarakan), dan Pratisara Anindya (Siswi SMKN 1 Tarakan) ikut melakukan kunjungan ke wilayah kerja PGN dalam program pengenalan hulu dan hilir migas di Pertamina Group area Kalimantan Utara.
“Kami merasa sangat senang dan bangga bisa mengikuti kegiatan ini, banyak sekali ilmu yang dapat kami serap tentang industri migas yang rupanya sangat luas lalu harapannya nanti kami juga bisa ikut bekerja secara real di industri ini,” ungkap Pratisara salah satu anggota Tim Magang PHI.
Harapannya, kegiatan PHI ini dapat memberikan dampak positif yaitu memperluas pengetahuan dan pengalaman Tim Magang dalam industri migas serta, dapat memberikan inspirasi mereka untuk berkontribusi lebih lanjut dalam industri energi di masa depan. (AD)