Kukar, Cakrawalakaltim.com – Meskipun akses utama antar permukiman di Desa Jembayan Dalam, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar) telah mengalami banyak kemajuan, sejumlah wilayah masih menghadapi persoalan konektivitas, terutama di kawasan pertanian dan dusun terpencil.
Kepala Desa Jembayan Dalam, Rusmiadi, mengungkapkan bahwa jalan poros desa saat ini sudah dalam kondisi baik, bahkan jembatan penghubung antar dusun juga telah disemen.
Hal ini membuat sebagian besar RT yang berada di sepanjang Sungai Jembayan telah terkoneksi dengan cukup lancar.
“Jembatan-jembatan antardusun juga sudah disemen, jadi mayoritas RT terkoneksi dengan baik,” ujar Rusmiadi, pada Jumat (13/6/2025).
Namun, kondisi berbeda masih dirasakan oleh warga di RT 4 dan RT 5 Dusun 1 Lembonang. Hingga kini, kedua wilayah tersebut belum memiliki akses langsung ke jalan poros, sehingga warga terpaksa menggunakan jalur alternatif yang kurang memadai.
“Kondisi berbeda masih dirasakan oleh warga RT 4 dan RT 5 di Dusun 1 Lembonang. Kedua wilayah ini belum terhubung langsung ke jalan poros, sehingga warga harus menempuh jalur alternatif,” katanya.
Usulan pembangunan jalan penghubung telah disampaikan ke pemerintah, baik melalui kecamatan maupun langsung ke kabupaten. Rusmiadi berharap usulan ini dapat segera masuk dalam daftar prioritas pembangunan infrastruktur.
“Itu sudah kami usulkan ke pemerintah untuk dibangun, karena memang belum ada akses jalan yang memadai,” tambahnya.
Selain konektivitas permukiman, perhatian juga tertuju pada jalan tani yang menjadi jalur vital bagi aktivitas ekonomi warga. Hingga kini, sebagian besar jalan tani di Jembayan Dalam masih berupa tanah dan belum mendapat penanganan berupa pengerasan atau semenisasi.
“Jalan-jalan tani yang menjadi nadi perekonomian warga masih berupa tanah dan belum melalui proses pengerasan atau semenisasi. Padahal, jalur ini krusial untuk distribusi hasil pertanian warga,” jelasnya.
Pemerintah desa, lanjut Rusmiadi, telah mengajukan bantuan ke berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Kukar, Kementerian Pekerjaan Umum, hingga Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
“Kami sudah coba ajukan bantuan, baik ke kabupaten maupun ke Kementerian PU, termasuk lewat provinsi. Mudah-mudahan segera terealisasi,” ujarnya.
Ia menyadari bahwa keterbatasan anggaran menjadi tantangan utama dalam percepatan pembangunan infrastruktur. Meski begitu, Rusmiadi tetap optimistis bahwa dengan pengawalan yang baik, kebutuhan dasar akses jalan di desa akan mendapat perhatian lebih.
“Keterbatasan anggaran pemerintah kabupaten menjadi kendala utama dalam percepatan pembangunan ini. Meski demikian, kami tetap optimistis bahwa usulan yang sudah diajukan akan masuk dalam prioritas pembangunan ke depan,” pungkasnya. (adv/diskominfo-kukar)