Kukar, Cakrawalakaltim.com – Pemerintah Desa Rapak Lambur terus mendorong partisipasi aktif kelompok tani dalam menyukseskan program Optimalisasi Lahan (Oplah).
Melalui pola tanam tiga kali panen dalam setahun, program ini dinilai mampu memperkuat ketahanan pangan lokal sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani di tengah tantangan iklim dan pasokan pangan global yang terus berubah.
Kepala Desa Rapak Lambur, Yusuf, menjelaskan bahwa sejumlah petani telah dilibatkan sebagai percontohan untuk menerapkan metode pertanian yang lebih produktif dan efisien.
“Kami harap mereka bisa menjadi contoh bagi petani lainnya agar bisa melaksanakan kegiatan dari program Oplah dengan pola tanam tiga kali panen,” ujar Yusuf, pada Selasa (9/9/2025).
Ia menegaskan bahwa keberhasilan program sangat ditentukan oleh keterlibatan aktif para petani. Karena itu, pemerintah desa membuka ruang dialog rutin untuk menampung keluhan sekaligus memberikan solusi langsung di lapangan.
“Kami ingin mereka tidak hanya sekadar menjalankan program, tapi juga mengerti manfaat jangka panjangnya bagi desa,” tambahnya.
Upaya ini juga sejalan dengan misi jangka panjang desa dalam membangun ketahanan pangan yang tangguh dan berkelanjutan. Dengan kondisi iklim yang makin sulit diprediksi, pola tanam yang adaptif menjadi langkah strategis yang tak bisa ditunda.
Melalui pendekatan gotong royong dan pendampingan berkelanjutan, Pemdes Rapak Lambur optimistis produktivitas pertanian akan meningkat secara signifikan. Selain itu, dampaknya diharapkan dapat langsung dirasakan petani dalam bentuk peningkatan pendapatan dan taraf hidup.
Yusuf menyebut, program Oplah tidak hanya berfokus pada aspek teknis pertanian, tetapi juga mendorong perubahan pola pikir petani agar lebih terbuka terhadap inovasi dan kolaborasi antar-kelompok tani.
Pemerintah desa pun berencana menggandeng instansi terkait untuk memperkuat dukungan dari sisi bibit unggul, pupuk, hingga akses pasar hasil panen.
“Dengan sinergi semua pihak, kami berharap Desa Rapak Lambur bisa menjadi model desa mandiri pangan di Kutai Kartanegara,” pungkasnya. (adv/diskominfo-kukar)